Terlahir Seperti Ini

Share

Sebelum Anda menjadi orang tua, pernahkah Anda berpikir, seperti apakah anak Anda kelak? Apakah Anda membayangkan akan memiliki anak yang tenang, pendiam, atau anak yang energik dan aktif? Mungkin Anda berasumsi bahwa anak Anda akan menjadi seperti Anda dalam hal kepribadian dan minat. Hampir setiap orang tua berangan-angan tentang anak “ideal” yang diharapkan secara terbuka atau diam-diam.

Saat anak tumbuh dewasa, perilakunya mungkin membingungkan Anda. Anda memperhatikan bahwa teman anak Anda menyukai pesta ulang tahun. Temannya menyukai kesenangan, kegembiraan, kebisingan, dan permainan dalam pesta itu. Anak Anda, yang diundang ke pesta yang sama, sebaliknya, tampak sangat gelisah dan ingin Anda tetap berada di sana sepanjang waktu. Apa yang membuat anak-anak dalam situasi yang sama itu bereaksi  sangat berbeda? Jawabannya adalah perangai unik mereka.

Apa itu perangai? Menurut Jennifer Birckmayer, Senior Extension Associate, Cornell University, “Perangai dapat didefinisikan sebagai gaya perilaku anak. Perangai bukanlah tentang mengapa anak melakukan apa yang mereka lakukan (motivasi). Perangai bukan pula tentang apa yang dilakukan oleh anak (perilaku). Namun, perangai adalah tentang bagaimana anak-anak melakukan hal yang mereka lakukan”.

Ada berapakah tipe perangai? Menurut Dr. Stanley Turecki, penulis The Difficult Child, ada tiga tipe dasar perangai, yaitu anak berperangai mudah (easy child), anak berperangai lambat-menghangat (slow-to-warm-up child), dan anak berperangai sulit (difficult child). Ketiga tipe perangai memiliki sisi positif dan negatif. Ketiga gaya itu normal dan oke. Faktanya, beberapa anak dicap sebagai “sulit” hanya karena gaya mereka tidak sesuai dengan harapan orang tua mengenai bagaimana seharusnya anak berperilaku. Sering pula karena mereka memiliki perangai yang berbeda dari kebanyakan anggota keluarga lainnya.

Mengenali sifat perangai Anda sendiri dapat menjadi langkah pertama dalam memahami Goodness of Fit (Uji Kecocokan/Kesesuaian). Luangkan waktu sejenak untuk bertanya pada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut.

– Apakah saya mudah beradaptasi dengan hal-hal baru?

– Apakah saya suka banyak kebisingan dan aktivitas?

– Apakah saya perlu waktu untuk terbiasa dengan ide baru?

– Apakah saya cenderung menarik diri jika saya merasa tidak nyaman dalam suatu situasi?

– Apakah saya mudah terganggu atau apakah saya sangat fokus dan gigih?

– Apakah label di belakang pakaian baru benar-benar mengganggu saya?

– Apakah saya biasanya melihat dunia sebagai “segelas air yang setengah penuh atau setengah kosong”?

– Apakah saya biasanya tidur dan makan pada waktu yang sama setiap hari?    

Sekarang, tanyakan pertanyaan yang sama pada diri Anda tentang anak-anak Anda. Psikolog menggunakan istilah “Goodness of Fit” sebagai tujuan yang diinginkan antara orang tua dan anak. Ketika orang tua memahami kecenderungan alaminya sendiri, akan lebih mudah bagi mereka untuk menghargai gaya perilaku unik anak mereka. Jika tidak ada kesesuaian yang nyaman, mungkin diperlukan upaya ekstra untuk membuat interaksi antara orang tua dan anak lebih kompatibel.

Misalnya, jika mengalami kesulitan beradaptasi dengan tempat atau orang baru, mungkin anak memerlukan waktu dan persiapan ekstra sebelum berpindah tempat. Mungkin, anak perlu diingatkan bahwa sudah hampir waktunya untuk meninggalkan taman bermain. Anak perlu tahu apa yang akan terjadi, kapan itu akan terjadi, dan apa yang diharapkan darinya. Persiapan ini akan membantu anak merasa lebih aman dan akan bertindak lebih kooperatif.

Setiap anak sangat unik. Orang tua yang memahami dan menghargai keunikan ini cenderung merasa puas dengan anak-anak mereka dan pengalaman pengasuhan mereka.  

Keunikan seseorang adalah miliknya pribadi yang tak ternilai harganya. Keunikan ini memberinya alasan untuk menjadi seperti apa adanya. Seorang individu memiliki keunikan yang membuatnya yakin bahwa dirinya memiliki tempat dan nilai yang khusus dalam masyarakat. Keyakinan tersebut muncul justru karena dia tampil beda. Hal itulah yang memungkinkan seseorang berkontribusi kepada dunia. Masyarakat membutuhkan berbagai macam orang dengan berbagai keterampilan dan kepribadian untuk dapat maju.  

“Kamu luar biasa. Kamu unik. Sejak dahulu kala, tidak pernah ada anak lain sepertimu. Kakimu, lenganmu, jari-jarimu yang pintar, caramu bergerak. Kamu bisa menjadi seorang Shakespeare, seorang Michelangelo, seorang Beethoven. Kamu memiliki kemampuan untuk berbuat apa pun”. —Henry David Thoreau

Sumber: http://counties.cce.cornell.edu/nysacaa/VIP/VIPvol4no2.pdf

Alih bahasa: Aurelia Leona
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *