Sebuah buku dapat mengantarkan seseorang ke dunia lain, entah itu berarti bahwa orang itu masuk dalam dunia sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa dalam Laskar Pelangi ataupun konflik sosial tempo dulu dalam Bumi Manusia. Ada orang yang “terseret” dalam sebuah cerita melebihi orang lain. Ada pula orang yang dapat membayangkan cerita yang mereka baca, namun ada pula orang tidak mudah membayangkannya.
Kita harus memikirkan bagaimana kiat agar anak muda gemar membaca, dan bukan hanya apakah mereka membaca. Pemikiran ini membantu kita untuk mengetahui bagaimana cara keterampilan membaca anak berkembang. “Manusia tidak pernah dilahirkan untuk membaca,” menurut Maryanne Wolf, Direktur Pusat Penelitian Bacaan dan Bahasa di Universitas Tufts dan penulis Proust and the Squid: The Story and Science of the Reading Brain. Tidak seperti keterampilan memahami dan menghasilkan bahasa lisan, yang dalam keadaan normal akan tumbuh sesuai dengan program yang ada dalam gen manusia, keterampilan membaca diperoleh dengan susah payah oleh setiap individu. “Sirkuit baca” yang terbentuk dalam benak manusia terhimpun menjadi struktur yang secara perlahan berkembang sesuai dengan berbagai pengalaman hidup lainnya—dan struktur neuron ini dapat melemah atau menguat, bergantung pada seberapa sering dan konsistennya manusia menggunakan otaknya untuk berpikir.
Ada sepuluh alasan mengapa orang tua harus membantu anaknya agar gemar membaca: Pertama, anak harus senang membaca untuk menjadi pembaca yang hebat. Hanya jika gemar membaca, anak akan meluangkan waktu untuk membaca. Kedua, anak yang gemar membaca akan memperoleh kemampuan untuk mengolah bahasa yang lebih kompleks. Mereka akan lebih baik dalam hal berbicara, menulis, dan menangani gagasan kompleks. Ketiga, membaca memberi anak kerangka acuan yang luas, yang akan membuat semua pembelajaran menjadi lebih mudah. Bahkan, anak yang hanya membaca karya fiksi pun akan memperoleh pengetahuan tentang sejarah, geografi, politik, dan sains. Keempat, di SMA, hanya anak-anak yang gemar membaca yang akan memiliki keterampilan literasi. Dengan demikian, mereka akan berprestasi dalam bidang ilmu apapun yang melibatkan kegemaran membaca. Mereka adalah anak-anak yang duduk di kelas berprestasi, yang memperoleh nilai yang tinggi dalam ujian SAT (Scholastic Aptitude Test, semacam Tes SIMAK—seleksi masuk—di Indonesia), yang memiliki kesempatan untuk masuk ke perguruan tinggi terkemuka. Kelima, keterampilan membaca membuat anak mampu mengatasi trauma pribadi sekaligus menjaga kestabilan nilai akademisnya. Hal ini terjadi karena anak mampu mengikuti pelajaran hanya dengan menyisihkan sedikit waktu dan energi emosional mereka. Sebaliknya, anak yang tidak gemar membaca akan dengan mudah gagal akibat krisis pribadi. Keenam, kegemaran membaca akan memberi anak kemampuan untuk melihat perspektif lain. Anak membaca tentang kehidupan yang digambarkan secara berbeda-beda melalui berbagai sudut pandang pencerita atau penulis. Pengetahuan itu membuat anak memahami bahwa ada banyak cara untuk memandang suatu peristiwa. Ketujuh, membaca membantu anak menjadi penyayang. Inti kasih sayang adalah kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain. Membaca membawa anak ke dalam ribuan kehidupan yang berbeda, yang memungkinkan anak memahami kehidupan dengan segala kerumitannya. Kedelapan, anak yang gemar membaca akan terpapar oleh dunia yang penuh dengan kemungkinan dan peluang. Mereka dapat memimpikan apa saja. Kesembilan, anak yang gemar membaca akan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Anak yang gemar membaca akan belajar untuk mengikuti bahasan yang kompleks dan mengingat beragam plot atau alur. Kesepuluh, kecintaan akan membaca merupakan salah satu kehiburan yang bermakna dalam hidup. Meringkuk di sofa dengan kisah misteri/thriller yang seru dan menegangkan; bersantai di pantai sambil asyik menertawakan kisah dalam komik; tertidur karena kisah percintaan yang manis. Tanpa berbagai kesenangan ini, hidup akan terasa agak lebih kelam dan membosankan.
Berikut ini ada sepuluh kiat yang membuat anak gemar membaca:
- Putuskan bahwa sasaran pendidikan yang paling penting bagi anak adalah kecintaan akan membaca
- Contohkan melalui perbuatan daripada sekadar mengatakan bahwa Anda menghargai kegiatan membaca.
- Tidak perlu repot-repot menentukan jadwal membaca untuk anak. Jika gemar membaca, anak akan meluangkan waktunya untuk membaca.
- Tidak perlu repot-repot memastikan bahwa anak hanya membaca buku-buku “layak”.
5. Carilah buku-buku yang disukai oleh anak.
6. Tidak perlu khawatir bahwa buku berisi kekerasan akan menjadikan anak kejam.
7. Pastikan bahwa kelak anak akan mampu menikmati karya-karya klasik tanpa perlu terlalu dini memaksa mereka.
8. Jangan khawatir jika ada saatnya anak sedang enggan membaca.
9. Jika ada anak yang lebih dewasa dan sudah tidak terlalu suka membaca, jangan salahkan diri Anda.
10. Jangan pernah menyerah kepada anak. Berapapun usianya, anak tetap dapat diarahkan untuk mencintai buku.
Tindakan yang bijak adalah mengepung anak balita dengan buku-buku. Hal ini dapat membentuk anak menjadi pecinta buku yang gemar membaca, senantiasa mengembangkan imajinasi, dan memiliki keberanian untuk mencari jawaban atas berjuta pertanyaan tentang diri mereka dan dunia.
With passion we pray. With passion we make love. With passion, we eat and drink and dance and play. Why look like a dead fish in this ocean of God?—Jalaludin Rumi.
Sumber: Leonhardt, M. 1997. 99 Ways to Get Kids to Love Reading: And 100 Books They’ll Love. Three Rivers Press, New York: 124 hlm; http://www.livescience.com/7831-lost-books.html; http://ideas.time.com/2013/06/03/why-we-should-read-literature/.
Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.