Tantangan Berat di Tengah Pandemi dan Optimisme 2021

Share

Oleh: Tri Turturi
(Chief Operating Officer of Mentari Group)

Berbicara mengenai perubahan, jauh-jauh hari sebelum pandemi, seorang futuris Alvin Toffler pada tahun 1970 menulis sebuah buku Future Shock. Buku tersebut membahas mengenai fenomena kemajuan sosial dan teknologi yang akan membawa masyarakat ke era perubahan baru yang terjadi sangat cepat dalam skala besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 telah memicu percepatan perubahan dalam era industri pascamodern hingga mencapai situasi normal baru (new normal). 

Sektor pendidikan pun tidak luput dari hantaman pandemi yang memaksa terjadinya perubahan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Satu tahun yang lalu, saya yakin tidak ada seorang pun dari kita yang pernah membayangkan bahwa proses belajar mengajar akan mengalami revolusi. Pengajaran berubah dari tatap muka dalam ruang kelas menjadi pengajaran secara virtual di dunia maya. Tenaga pendidik dan peserta didik dipaksa untuk menyesuaikan diri agar tetap dapat melanjutkan proses belajar mengajar. Semua dilakukan di tengah terbatasnya ruang interaksi sosial baik antara anak dan guru maupun dengan teman-temannya. 

Covid-19 sungguh mengubah wajah pendidikan di Indonesia. Sulit rasanya “menjual” kepada orang tua kemegahan dan kemewahan bangunan sekolah berikut segala fasilitasnya kalau pada akhirnya proses belajar mengajar hanya berlangsung secara jarak jauh. Dalam situasi yang disruptif saat ini, kita seolah disadarkan untuk mengembalikan fitrah sekolah sebagai sebuah institusi yang menjadi tempat tiap siswa bertumbuh melalui proses pendidikan yang berkualitas. Dalam konteks pendidikan yang berkualitas, meskipun kelengkapan infrastruktur sekolah adalah hal yang penting sebagai hardware, sesungguhnya yang paling penting dan menentukan adalah software. Software tersebut merupakan program dan SDM yang dipersiapkan oleh sekolah untuk memastikan setiap peserta didik mendapatkan kualitas pendidikan yang terbaik. 

Situasi pandemi saat ini sedikit banyak telah membuka mata kita bahwa masih banyak di antara kita yang belum siap untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan. Lebih menyedihkan lagi, beberapa di antara kita seolah mendapat alasan pembenaran (excuse) untuk menoleransi penurunan kualitas pendidikan akibat wabah virus corona. Memang betul adanya bahwa ketersediaan gawai dan data internet menjadi masalah di beberapa daerah sehingga menyulitkan pihak sekolah dan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh yang efektif. Namun, akar permasalahan sesungguhnya bukanlah di ketersediaan gawai dan data internet. Faktanya, banyak juga daerah/sekolah yang tidak memiliki masalah dengan ketersediaan gawai dan data internet, tetapi tetap terkendala selama pembelajaran jarak jauh. Hal ini disebabkan kekurangsiapan para tenaga pendidik yang seharusnya berada di garda terdepan dalam memastikan proses pengajaran yang berkualitas kepada peserta didik. 

Bahkan sebelum pandemi Covid-19, kesiapan dan kompetensi guru sudah menjadi keprihatinan kita bersama di tengah angka partisipasi pendidikan oleh anak usia sekolah di Indonesia yang meningkat tiap tahunnya. Bagaimanapun juga, kompetensi tenaga pendidik akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar bagi peserta didik di sekolah. Sebagaimana peribahasa yang mengatakan you can’t give something that you don’t have, rasa-rasanya akan mustahil proses belajar mengajar menghasilkan kompetensi yang unggul bagi seorang siswa apabila gurunya sendiri kompetensinya terbatas. Kemudian, yang menjadi pertanyaan adalah apakah peningkatan partisipasi pendidikan sejalan dengan peningkatan kompetensi peserta didik? 

Kualitas Pendidikan Indonesia Menurun

Dikutip dari detik.com, yang mengacu pada survei PISA yang mengukur kompetensi literasi, matematika, dan sains bagi peserta didik berusia 15 tahun, terlihat jelas adanya stagnasi kompetensi siswa dalam 20 tahun terakhir. Inilah mungkin yang dikatakan bahwa schooling learning. Kita bisa saja mengeklaim bahwa semakin banyak anak-anak di Indonesia yang merasakan bangku sekolah. Namun, apakah mereka benar-benar mendapatkan manfaat yang optimal selama pembelajaran di sekolah? 

Mentari Group percaya bahwa kemajuan suatu bangsa tidak lepas dari kualitas pendidikan yang disajikan. Inilah yang mengilhami karya Mentari Group selama 20 tahun terakhir untuk menjadi kontributor aktif dalam pembangunan SDM Indonesia yang unggul dan bisa berdiri sejajar dengan dengan negara-negara terkemuka di dunia melalui jalur pendidikan. Dalam konteks menghadirkan pembelajaran dan pengajaran berbasis kompetensi di sekolah, Mentari Group menghadirkan Competency-based Learning Solution yang mengandalkan tiga kekuatan utama, yaitu

  1. Materials, penggunaan bahan ajar dan sumber pembelajaran dengan standar konten dan kompetensi yang diakui secara global;
  2. Manpower Development, program pendampingan dan pengembangan tenaga pengajar secara berkelanjutan untuk menjawab tantangan dan dinamika di era disrupsi saat ini; serta
  3. Measurements, penggunaan alat ukur yang tepat untuk memonitor perkembangan peserta didik (learner’s progress) dalam proses pembelajaran untuk memastikan kualitas pembelajaran dapat tetap terjaga. 

Dengan perkataan lain, Competency Based Learning Solution adalah sebuah pendekatan dengan berlandaskan keyakinan bahwa jika guru yang kompeten memberikan strategi pengajaran terbaik dengan menggunakan materi/bahan ajar terbaik, siswa akan mendapatkan kesempatan untuk terus berkembang dan meningkat kompetensinya.

Tahun 2021 telah kita masuki. Tantangan berat yang kita hadapi di tahun 2020 masih akan berlanjut. Namun, bara optimisme harus tetap kita nyalakan. Akan ada secercah cahaya dalam kegelapan. Pada akhirnya, zaman berganti zaman, tantangan datang silih berganti, tetapi sebagai insan pendidik, tugas mulia kita tidak akan pernah berubah. Tugas mulia untuk mendidik generasi penerus harapan bangsa. 

Kita tentunya tidak bisa berjalan sendiri. Kita memiliki visi dan cita-cita yang sama, yaitu menyiapkan generasi Indonesia yang berkualitas unggul. Mentari Group dengan tangan terbuka siap bersinergi dan berkolaborasi bersama seluruh insan pendidik untuk melahirkan generasi emas Indonesia yang kelak akan membawa bangsa Indonesia berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. 

Mari bersama-sama kita Bangun Pendidikan, Majukan Bangsa! 

You may also like...

1 Response

  1. Jonathan berkata:

    Pendidikan merupakan dimana para siswa bisa menimbah ilmu dan mempunyai wawasan yg luas, didalam pendidikan alangkah baiknnya ada pembelajaran dengan cara membuat video presentasi atau membuat gambar semenarik mungkin agar supaya anak2 akn lebih enjoy dan menikmati pelajaran yang ada

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *