Pola Pikir yang Berorientasi Sukses Penting Bagi Anak

Share

Setiap anak terlahir spesial dan unik. Hal ini terlihat jelas, khususnya, pada siswa tingkat sekolah dasar ketika aspek psikososial, kognitif, dan tantangan akademik berkembang pesat dalam diri anak. Peran orang tua juga merupakan aspek penting dalam meningkatkan prestasi belajar anak. 

Berdasarkan teori Need for Achievement (McCelland), setiap orang memiliki motivasi yang berbeda sesuai dengan tingkat pencapaian yang dibutuhkan oleh setiap individu. 

Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi pencapaian setiap individu berdasarkan Morgan (1990) adalah:

  1. Perilaku dan Karakteristik Panutan
  2. Ekspektasi Orang Tua 
  3. Lingkungan 
  4. Penekanan pada Kebebasan Anak
  5. Cara Mendidik/Mengasuh Anak

Shay Schumm, Ph.D menulis dalam bukunya, How to Help Your Child with Home Work, bahwa dalam aktivitas pembelajaran terlihat ada empat karakter khusus yang dimiliki setiap anak. Ia juga menulis tentang peran orang tua dalam menghadapi anak-anak tersebut. Karakter-karakter tersebut adalah sebagai berikut. 

  1. Cermat

Anak-anak tipe cermat ini sangat berhati-hati dalam segala hal. Mereka selalu membaca instruksi dalam menyelesaikan tugas dan membaca dengan terperinci pertanyaan agar terhindar dari kesalahan saat menjawab. Mereka biasanya secara akademis berprestasi dalam bidang matematika atau sains. Mereka selalu berusaha menghindari kritik karena mereka percaya bahwa kritik merupakan bentuk penyerangan terhadap diri mereka. Cara paling efektif bagi orang tua dalam menghadapi anak-anak tipe ini adalah membantu mereka mengidentifikasi dan mengelompokkan tugas-tugas mereka ke dalam beberapa kategori serta memberikan kebebasan kepada anak untuk mengerjakan tugas tersebut dengan cara mereka sendiri. 

  • Ramah

Anak-anak yang bertipe ramah merupakan orang yang menyenangkan di antara teman-temannya.  Mereka biasanya memiliki sikap persahabatan yang baik, sikap saling menghormati, dan cinta. Mereka lebih senang belajar bersama teman dan memahami pelajaran dengan cara menyimak. Prestasi akademis yang mereka miliki berada dalam bidang ilmu sosial dan kemasyarakatan. Orang dalam kelompok ini sulit untuk mengatakan “tidak” atau menolak orang karena mereka selalu ingin menyenangkan orang lain. Jadi, orang tua harus mengambil peran sebagai seorang teman baik anak mereka. Sikap itu akan sangat dihargai oleh anak-anak tipe ini. Orang tua harus mendampingi anak mereka dan menganjurkan mereka untuk melakukan aktivitas sesuai dengan urutan dan belajar bersabar. Lalu, memotivasi anak untuk mengenali minat mereka sendiri sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka pada masa depan tanpa mengorbankan kebahagiaan pada masa kecil mereka.

  • Pemarah 

Anak-anak tipe pemarah ini sangat sensitif: mudah kesal dan marah. Mereka kerap enggan menjalani prosedur yang lama, mudah bosan, sulit berkonsentrasi, dan sering kali ceroboh atau membuat kesalahan. Prestasi akademis mereka muncul dalam bidang seni rupa dan bahasa. Anak dari tipe ini harus diajarkan tentang skala prioritas sebagai hal yang utama. Orang tua harus membiasakan mereka melakukan segala sesuatu dari hal yang mudah. Jika mereka berbuat salah atau tidak memenuhi standar, orang tua harus berusaha untuk tidak mengeluh atau marah. Jika mereka menunjukkan hasil yang luar biasa, orang tua hendaknya melimpahi mereka dengan pujian. 

  • Ambisius

Kebanyakan anak yang bertipe ambisius selalu ingin menjadi yang siswa terbaik di antara yang lainnya. Mereka memiliki semangat dan gairah yang kuat untuk segera menyelesaikan segala hal. Kegagalan merupakan hal yang paling buruk bagi mereka sehingga mereka mudah cemas. Anak-anak tipe ini bisa dibimbing dengan berbagai cara. Misalnya, meminimalkan variasi tugas yang diberikan, memotivasi mereka agar lebih sabar dan menyuruh mereka untuk lebih memperhatikan perincian dari tugas yang diberikan guru. Orang tua juga harus mengubah pola pikir anak-anak tipe ini tentang kegagalan. Mereka harus tahu bahwa kegagalan adalah hal yang lazim dan wajar yang akan dialami siapa pun sehingga mereka tidak merasa depresi setiap kali mereka gagal. 

Sumber:  http://www.academia.edu; http://parentsolution.blogspot.co.id/

Alih bahasa: Aurelia Leona
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *