Menulis untuk Kesenangan

Share

Tidak dapat dipungkiri bahwa guru berperan sangat signifikan dalam prestasi akademik siswa. Penelitian Mourshed, Chijioke & Barber (2010) di Amerika menunjukkan bahwa kontribusi guru terhadap hasil belajar siswa adalah 53%. Persentase serupa ditemukan oleh Pujiastuti, Raharjo & Widodo (2012), di Indonesia, yang menemukan bahwa kontribusi guru terhadap hasil belajar siswa adalah sebesar 54,5%.

Peran penting guru akan meningkat lebih tajam lagi jika guru juga berkontribusi untuk mendorong literasi umum. Kontribusi guru dalam bidang pendidikan ini tidak hanya berdampak pada hasil belajar siswa, tetapi juga mendorong siswa untuk mengembangkan dan menggunakan keterampilan hidup dan pembelajaran abad ke-21, yaitu: meningkatkan keterampilan literasi, memperkuat karakter, dan mengembangkan kompetensi siswa agar sukses berkiprah dalam masyarakat global.

Oleh karena guru memainkan peran yang begitu besar dalam prestasi akademik siswa, guru yang hebat harus mampu menjadi panutan literasi bagi siswa mereka. Ada beberapa cara bagi guru untuk dapat menjadi panutan literasi yang baik: guru dapat mengeksplorasi kegembiraan membaca dan menulis bersama siswa dengan membuat dan melakukan pelajaran literasi yang menarik; dapat juga dengan cara menulis karya sendiri dan membiarkan siswa membacanya, misalnya cerita pendek yang kreatif.

Mengapa Menulis itu Memuaskan?

Menulis dapat menjadi sebuah proses yang mengasyikkan dan melibatkan diri kita sepenuhnya sehingga kita merasa menjadi lebih hidup—berkonsentrasi penuh, namun juga merasakan suatu kegembiraan atau kepuasan. Menulis juga dapat membantu penulis menciptakan kembali sesuatu dalam diri mereka. Sesuatu yang mungkin telah hilang tanpa mereka sadari dan muncul kembali saat mereka membaca buku yang bermanfaat, yaitu buku yang membangkitkan rasa ingin tahu.

Proses penulisan dapat lebih bermanfaat dibandingkan hasilnya. Seringkali ketika menangkap gagasan yang mencerahkan akan timbul rasa senang bahwa kita telah menemukan sesuatu. Lalu, kita membangun rasa ingin tahu melalui kata-kata dan mengungkapkannya dalam halaman-halamannya. Ada kesenangan dalam memilih ketepatan dan kesesuaian kata; dalam memecahkan dan menyelesaikan teka-teki penyajian kalimat dan sudut pandang; juga dalam memilih hal apa yang harus dibuang dan hal apa yang boleh terus dikembangkan.

Mengapa Menulis itu Penting bagi Siswa?

  1. Menulis akan meningkatkan keterampilan berpikir aras tinggi siswa, terutama dalam hal kreativitas dan keterampilan berpikir kritis mereka.
  2. Menulis akan memperdalam pemahaman siswa tentang materi pembelajaran dan siswa akan mampu menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan di sekitar mereka.
  3. Kegiatan menulis dapat mendorong siswa untuk berkolaborasi dengan teman-teman melalui sebuah proyek kolaborasi.
  4. Menulis membiasakan siswa dengan pemikiran kritis, analitis, dan reflektif tentang diri mereka sendiri.
  5. Menulis akan meningkatkan rasa ingin tahu siswa. Dengan menulis, siswa harus meneliti berbagai sumber bacaan untuk meningkatkan kualitas tulisan mereka.

Inti dari tulisan yang baik tidak sepenuhnya berkaitan dengan tata bahasa, ejaan, tanda baca, namun lebih banyak berkaitan dengan isinya atau kontennya. Inti dari tulisan yang baik adalah pemikiran yang baik. Pikiran, ide, dan logika merupakan dasar yang penting bagi tulisan yang baik.

Punya hambatan dalam menulis? Berikut ini merupakan beberapa trik untuk menghilangkan hambatan:

a.  Andaikanlah bahwa kita sedang menulis kepada seorang teman baik. Cukup memberi tahu teman kita segala sesuatu yang telah dipelajari tentang subjek kita atau topik kita. Kemudian, uraikan alasan bahwa ide kita benar.

b.  Gunakan bahasa sehari-hari. Terlalu banyak orang yang terpaku pada penggunaan kata-kata dan frase yang bergaya sehingga mereka lupa kepada tujuan awal mereka, yaitu berkomunikasi. Lebih sederhana lebih baik.

c.  Tulis saja. Tulis atau tik sesuatu… apa saja! Setelah tertulis paragraf pertama—bahkan jika paragraf pertama benar-benar buruk—otak akan mulai menghasilkan ide-ide spontan.

d.  Jangan menyunting tulisanmu sendiri! Tujuanmu adalah menghasilkan sebuah draf/buram kasar—​​draf itu tidak harus sempurna.

e.  Terus maju. Jika terjebak di bagian tertentu, terutama saat menulis esai, jangan tertahan di sana dan memikirkannya selama berjam-jam—bahkan, jangan berhenti meskipun hanya lima menit. Cukup tulis catatan singkat tentang apa yang sudah direncanakan untuk dibahas di bagian itu, kemudian, lanjutkan saja ke bagian berikutnya. Paksakan diri untuk melaluinya, dengan berhentilah sesedikit mungkin.

Siswa perlu mengenali cara berkomunikasi melalui bahasa tertulis untuk dapat berkomunikasi secara efektif mulai dari tahun-tahun awal sekolah mereka. Keterampilan untuk mengungkapkan pikiran dengan bahasa tertulis yang baik dan efektif merupakan keterampilan hidup yang penting. Kelak, keterampilan menulis tidak hanya dibutuhkan di tempat kerja, tetapi juga dalam kehidupan sosial. Manusia menggunakan bahasa tertulis, baik formal maupun informal, melalui media cetak, visual dan digital.

“Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari benak masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah karya yang akan diingat sepanjang masa”—Pramoedya Ananta Toer

Sumber: https://issuu.com/stashac/docs/how_to_study_7th_edition; https://issuu.com/uzzho/docs/the_cambridge_introduction_to_creat; http://repositori.kemdikbud.go.id/8659/1/Manual-GLS_Menulis-untuk-Kesenangan.pdf; http://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/wp-content/uploads/2019/03/1.-Seri-Manual-GLS_Guru-sebagai-Teladan-Literasi.pdf

Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *