oleh Felicia Nuradi Utorodewo
(Praktisi pendidikan dan pelatih bahasa Indonesia)
Dalam pengalaman saya mengajar, ada sebuah pertanyaan menarik yang sering sekali muncul. Pertanyaan itu ialah “Apakah dahulu ada konvensi atau sejarah mengenai penulisan singkatan dr. (dokter) dan Dr. (doktor)? Mengapa penulisan gelar dokter diawali dengan huruf kecil, sedangkan gelar doktor diawali dengan huruf besar?”
Jika kita mencari jawabannya di internet, tidak akan ada penjelasan atau alasan di balik kaidah tersebut. Artikel di internet hanya mengutip EYD V (2022) yang mencantumkan bahwa bentuk singkatan doktor ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar. Sementara itu, singkatan gelar dokter ditulis dengan huruf kecil.
Sebenarnya, pembahasan mengenai hal itu terjadi pada 1970-an. Pada saat itu, para pakar pendidikan dan kebahasaan berkumpul. Mereka membahas masalah gelar dan kelanjutan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Permasalahan itu timbul berkaitan dengan penyetaraan gelar jika seseorang ingin belajar lebih lanjut keluar negeri.
Pada masa itu, ada beberapa gelar, seperti dokter, dokter gigi, dokterandus/dokteranda, dan insinyur. Gelar-gelar tersebut merupakan sebutan untuk orang yang telah lulus pendidikan S-1 dan siap bekerja sesuai dengan profesinya. Khusus gelar dokterandus/dokteranda diberikan kepada lulusan S-1 dari beberapa bidang ilmu, seperti bidang humaniora (budaya, sejarah, bahasa, dan sastra), hukum, psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu sosial, dan ekonomi. Belum ada perbedaan gelar di antara lulusan bidang-bidang ilmu itu. Semua diberi gelar dokterandus/dokteranda. Gelar ini lebih umum digunakan sebelum masa Orde Baru.
Gelar dokterandus, dokter, dandoktor berasal dari bahasa Latin dan memiliki akar yang sama, yakni doctor. Artinya ‘pengajar’ atau ‘orang yang memberikan pengetahuan’. Gelar dokterandus diberikan kepada lulusan pria, dan gelar dokteranda kepada lulusan wanita. Untuk bidang kedokteran, gelar yang diberikan adalah dokter dan tidak dibedakan atas pria dan wanita. Sementara itu, untuk bidang teknik, gelar yang diberikan adalah insinyur dan juga tidak dibedakan antara lulusan pria dan wanita.
Akan tetapi, selain bidang kedokteran, ada tiga bidang ilmu yang lulusan S-1-nya tidak dapat langsung bekerja sebagai profesional. Ketiga bidang itu adalah farmasi, hukum, dan psikologi. Lulusan ketiga bidang ilmu tersebut belum dapat praktik sebelum mengambil S-2 dalam keahlian tertentu. Lulusan fakultas farmasi harus memilih farmakologi atau teknologi formulasi. Lulusan fakultas hukum harus memilih bidang pengkhususan, seperti pengacara atau notaris. Lulusan fakultas psikologi harus memilih bidang psikologi klinis atau perkembangan anak. Hanya kedokteran yang agak berbeda karena lulusan S-1 kedokteran dapat berpraktik sebagai dokter umum.
Seorang lulusan S-1 yang ingin memperoleh gelar doktor harus melampaui pendidikan S-2 terlebih dahulu. Orang yang telah memperoleh gelar dokterandus/dokteranda, dokter,atau insinyur berhak untuk melanjutkan studinya hingga mencapai gelar doktor. Gelar doktor merupakan gelar akademis tertinggi dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan Barat, doktor setara dengan Ph.D. (Doctor of Philosophy), yaitugelar yang memayungi semua bidang ilmu yang ada. Penggunaan gelar doktor menunjukkan bahwa seseorang sudah pakar dan paripurna dalam pengetahuannya.
Secara epistemologis, kedudukan doktor adalah kedudukan akademis tertinggi dan kedudukan dokter, dokterandus, insinyur adalah kedudukan awal dari perjalanan karier seseorang. Dengan demikian, para pakar pendidikan dan kebahasaan yang berkumpul pada 1970-an itu bersepakat bahwa dokter sebagai gelar akademis S-1 disingkat dengan menggunakan huruf kecil dan doktor sebagai gelar akademis tertinggi (S-3) disingkat dengan menggunakan huruf besar. Kesepakatan mereka kita warisi sekarang dengan penggunaan singkatan dr. untuk dokter dan Dr. untuk doktor.
Sangat menarik, saya baru tahu. Terima kasih!
Amazing, malahan baru tahu kalau penulisannya beda ada yang dr. ada yang Dr. ternyata itu beda penggunaannya, terima kasih atas sharing infonya.
Sama-sama, Kak. Senang artikel dari Mentari Group dapat memberikan informasi berguna 🥰