Mendorong Pembelajaran Aktif dalam Kelas

Share

Berpasangan, Berkelompok, atau Seluruh kelas?

Oleh Leo Jones, “The Student – Centered Classroom”, 2007, Penerbit Universitas Cambridge

Kapankah, sebaiknya, siswa bekerja sama secara berpasangan? Kapan pulakah mereka harus berada dalam sebuah kelompok atau bekerja sama sebagai sebuah kelas? Berapa jumlah siswa, sebaiknya, yang berada dalam sebuah kelompok kecil? Apakah jika siswa bekerja sama sebagai berpasangan berarti harus selalu ada dua siswa?

Jika siswa bekerja sama secara berpasangan, suasana kerja cenderung lebih protektif atau aman dan pribadi dibandingkan bekerja sama dalam kelompok. Siswa merasa lebih leluasa dan tidak mengalami hambatan saat bekerja sama secara berpasangan. Mereka merasa dapat berbicara lebih banyak tentang perasaan atau pengalaman pribadi mereka dibandingkan jika mereka berada dalam kelompok yang kecil, sekali pun. Berpasangan, tampaknya, lebih kondusif untuk kerja sama dan kolaborasi, sedangkan kelompok cenderung lebih kondusif untuk perdebatan dan diskusi (yang ramah). Diskusi yang hidup sering kali bergantung kepada pertukaran berbagai ide yang berbeda dan juga sejumlah konflik—jika semua orang saling setuju, tidak mungkin ada banyak diskusi!

Siswa yang gemar berbicara dan penuh gagasan dapat bekerja lebih baik dalam kelompok berisi tiga siswa. Siswa yang tidak senang berbicara, mungkin dapat bekerja lebih baik dalam kelompok dengan empat atau lima siswa. Namun, siswa dalam kelompok yang lebih besar mungkin akan mengalami kesulitan untuk dapat mendekatkan diri satu sama lain dan berkomunikasi dengan nyaman. Biasanya, jumlah maksimum yang nyaman untuk sebuah kelompok adalah lima siswa, sedangkan jumlah yang ideal adalah tiga siswa.

Jumlah anggota kelompok akan berpengaruh langsung pada jumlah kemungkinan “waktu bicara” bagi setiap siswa. Secara berpasangan, setiap siswa dapat berbicara sekitar setengah waktu dari waktu yang disediakan. Dalam kelompok yang berisi tiga siswa, masing-masing dapat berbicara sekitar sepertiga dari waktu yang tersedia. Dalam kelompok yang berisi empat siswa, masing-masing dapat berbicara selama sekitar seperempat waktu yang tersedia, dan seterusnya. Namun, dalam kelompok yang lebih besar, beberapa siswa akan kurang berpartisipasi karena mereka kurang percaya diri, atau tidak memiliki banyak hal untuk dibahas.

Biasanya, kelompok yang berpasangan akan selalu terdiri atas dua anggota. Pengecualian terjadi jika jumlah siswa ganjil sehingga, pada saat siswa dalam kelas dibagi menjadi pasangan, akan ada, setidaknya, satu kelompok yang terdiri atas tiga anggota. Namun, ada situasi ketika “pasangan tiga” lebih disukai daripada pasangan dua. Jika sebuah kelas banyak berisikan siswa yang pendiam atau kurang percaya diri, sering kali kelompok yang terdiri atas tiga siswa dapat secara lebih baik memicu pertukaran gagasan dibandingkan dengan kelompok yang terdiri atas dua siswa. Pilihan lainnya adalah meminta dua siswa berbicara, sedangkan siswa yang ketiga mendengarkan dan membuat catatan agar nantinya dapat memberi umpan balik.

Kadang-kadang, untuk membangun kepercayaan diri siswa, guru dapat mengawali kelas dengan membagi siswa ke dalam sejumlah pasangan genap untuk kemudian menggabung pasangan-pasangan genap tersebut menjadi kelompok yang lebih besar. Siswa mempersiapkan dan melatih gagasan mereka secara berpasangan, kemudian, membagikan gagasan itu ke dalam kelompok yang lebih besar.

Pada saat kegiatan kelas yang dipimpin oleh guru berlangsung (persiapan, tindak lanjut, tanya jawab, dll.), mungkin ada pula saat ketika seluruh kelas ingin terlibat bersama. Keterlibatan itu dapat dilakukan setelah diskusi kelompok, misalnya dengan menyebutkan poin-poin yang paling menarik atau menghibur yang disebut oleh guru. Dalam kelas yang besar, kegiatan itu dapat berlangsung takhenti-henti, jadi guru hanya perlu meminta beberapa kelompok untuk melaporkan poin tersebut! Dapat juga kegiatan itu berupa kelanjutan dari diskusi yang dilakukan oleh seluruh kelas selama beberapa menit. Siswa yang percaya diri cenderung lebih berkontribusi jika seluruh kelas mendengarkan.

  • Gabungkan siswa yang gemar berbicara ke dalam kelompok yang terdiri atas tiga siswa dan siswa yang pendiam ke dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima siswa.
  • Gabungkan siswa yang pemalu ke dalam kelompok yang terdiri atas tiga siswa. Hal itu dapat merangsang pertukaran gagasan yang lebih baik dibandingkan dengan menempatkannya dalam kelompok berpasangan (dua siswa).
  • Sesekali, dalam kelompok dengan tiga siswa, mintalah dua siswa berbicara dan mintalah siswa yang ketiga mendengarkan dan membuat catatan. Kemudian, mintalah siswa yang ketiga itu memberikan umpan balik pada akhir percakapan.

Sumber: http://www.ntu.edu.vn/Portals/96/Tu lieu tham khao/Phuong phap giang day/student-centered classrooms.pdf

Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *