“Jika dikerjakan jauh hari sebelum tenggatnya, sebuah tugas terasa mudah. Jika dilakukan secara tergesa-gesa dan ceroboh, tugas itu pasti terasa sulit.” (Cleary, 1989, hal. 5)
Persiapan diri yang baik sebelum mengajar akan sangat menguntungkan guru. Caranya adalah dengan merenungkan kembali pengajaran apa yang telah berhasil dilakukan dengan baik; kesalahan apa yang telah dilakukan sebelumnya; pemahaman kembali atas sifat dan kebutuhan siswa, serta pemikiran kembali atas tujuan pengajaran. Proses perenungan itu terpisah dan berbeda dari persiapan materi kelas. Walau begitu, kami menyadari bahwa, dalam kenyataannya, akademisi sering mengabaikan proses ini. Kami tidak bermaksud untuk menyalahkan guru yang tidak sempat mempersiapkan dirinya sebelum setiap kelas, meskipun sebenarnya proses itu sangat ideal. Seringkali, pengajar di perguruan tinggi harus bergegas dari sebuah rapat, atau tertunda saat berangkat ke kampus karena masalah keluarga, atau terlalu asyik menulis sehingga terlambat saat menyadari waktu. Sekarang, mereka punya kelas yang harus diajar dan jika pun ada beberapa menit yang masih tersisa, pasti sulit untuk melaksanakan persiapan yang “terbaik”. Ada guru yang mungkin hanya memikirkan kelasnya sekali seminggu, ada juga yang mungkin lebih jarang lagi memikirkan kelasnya.
Untuk mendorong dan membantu proses persiapan itu, kami menyediakan jenis-jenis persiapan bagi guru sebelum mengajar sebuah kelas. Kenyataan yang menarik adalah bahwa dalam pustaka tentang pengajaran tidak ada pembahasan soal persiapan untuk kelas individual.
Muatan Intelektual: Penemuan, Gagasan, Teori, Metodologi, Manusia, dan sebagainya
Seorang guru harus menguasai muatan intelektual yang akan diajarkan, terlepas dari cara bagaimanakah muatan atau materi itu akan disajikan, apakah dengan cara ceramah, diskusi, atau kerja kelompok kecil. Guru yang baru seringkali bekerja lebih keras dalam hal penguasaan materi, sedangkan guru yang berpengalaman hanya memerlukan sedikit waktu untuk meninjau ulang materi. Meskipun demikian, tidak ada salahnya guru mengkaji ulang dengan baik catatan pembelajaran atau butir-butir diskusi yang terjadi saat mengajar agar bagian pelajaran yang sebelumnya terabaikan atau terlupakan dapat dijelaskan kembali dengan lagi dengan lebih baik. Kami menganjurkan praktik ini, kepada semua guru, baik yang baru maupun yang berpengalaman.
Kami percaya bahwa hal yang tidak kalah penting adalah tujuan dari materi atau muatan pembelajaran. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan dan diprioritaskan, dan keputusan harus diambil.
- Mengapa materi ini dibahas pada semester ini? Sudah sampai manakah kemajuan atau capaian muatan pelajaran dalam semester ini atau dalam modul pelajaran? Jenis “… tautan, ruang lingkup, dan kerangka kerja …” (Gleitman, 1984, hal. 425) apa yang dapat diangkat dalam kelas? Bagaimana cara menjembatani materi saat ini dengan materi sebelumnya dan dengan materi berikutnya?
- Bagaimanakah cara agar kelas hari ini dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana dinyatakan dalam silabus? Tema pelajaran apa yang mungkin digunakan atau dibahas?
- Mengapa materi hari ini penting dan bagaimana cara meyakinkan siswa bahwa materi ini penting? Apakah guru perlu menanyakan kepada siswa kepentingan dari materi ini dan kira-kira berapa lama waktu yang akan dihabiskan untuk pertanyaan itu?
- Hal apa yang paling penting yang akan disampaikan hari ini? Hal kedua yang paling penting apa? Bagaimana cara terbaik menyampaikan kepentingan dari gagasan ini?
- Apakah ada materi yang emosional untuk kelas mendatang? Bagaimana cara membuat siswa merasakan, dan bagaimana cara membangkitkan rasa afektif siswa?
- Apakah kelas berkaitan dengan kehidupan siswa? Apakah ada topik yang relevan dengan pengalaman siswa bersama teman-teman, keluarga, dan teman sebayanya?
- Bagaimana cara menyimpulkan pembelajaran di kelas dan mempersiapkan siswa untuk kelas berikutnya?
Membuat Kelas Menyenangkan—Guru “Masa Kini”
Guru akan lebih fokus dan berenergi jika guru fokus pada hari ini. “… Ketika Anda berpikir bahwa Anda akan terus menerus bekerja, masalah akan timbul” (Cleary, 1999, hal. 86). Kelelahan akan lenyap dan gangguan akan menghilang jika guru hanya memperhatikan saat sekarang.
Ada ungkapan yang berlaku di psikoterapi: “Jika terapis meninggal atau tidak hadir secara psikologis, pengobatan tidak akan berjalan dengan baik.” Apa yang dapat dilakukan guru untuk tetap tampil segar, tetap memusatkan perhatian kepada tugas yang dihadapi, dan mengomunikasikan semangat kepada siswa mereka? Jika guru bosan, apa yang dapat diharapkan dari siswa? Andaikan guru adalah siswa di kelas dan, saat ini, baru pertama kalinya dihadapkan pada materi hari ini. Apa yang diharapkan? Apa yang akan “menarik perhatian” atau membingungkan siswa?
- Andaikanlah guru mengajar kelas hari ini untuk pertama kalinya. Tetaplah berkomunikasi dengan pola pikir “ingin tahu”. Kembalikan rasa kagum, puas, harapan, penghargaan, dan pencerahan yang timbul saat guru pertama kali mengajar. Seharusnya, mengajar kelas mendatang bukanlah suatu “pekerjaan”, dan bukan sebuah masalah atau siksaan yang membosankan (Carroll, 2004). Pikiran dan perasaan seperti itu akan menghilangkan tujuan dan tekad guru.
- Jika terlibat sebagai penelaah untuk meninjau cara rekan guru mengajar, apa yang akan disarankan atau pikirkan tentang caranya mengajar? Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya?
- Ingatlah bahwa di kelas tidak ada orang yang akan mengirim surel dan tidak ada dering telepon—tugas guru satu-satunya adalah mengajar. Tentunya, mengajar bukanlah tugas yang paling penting untuk hari ini, namun tugas ini merupakan tugas yang paling fokus dan tak boleh terganggu. Jadi, sebagai gantinya, guru hanya perlu melakukan satu hal pada satu waktu, yaitu mengajar.
- Bangkitkan semangat! Pergilah keluar sebentar, meskipun hanya untuk berjalan-jalan beberapa menit mengelilingi gedung sekolah. Bukankah guru juga agak bosan dengan suasana kantor? Sungguh menakjubkan! Ternyata, melihat sesuatu dari perspektif fisik yang berbeda dapat mengubah suasana hati seseorang. Jika sudah merasa berenergi, guru dapat menunjukkan perbedaan perspektif yang dialami kepada para siswa. Jika waktu terbatas, beberapa latihan singkat pada bagian lengan dan lutut (push-up, deep knee bends, dll.) dapat meningkatkan sirkulasi darah sebelum kelas dimulai (Guru pasti akan lebih bersemangat).
- Bergantung pada bagaimana hari berjalan, mungkin diperlukan waktu untuk menenangkan diri. Matikan lampu di ruangan selama beberapa menit. Lakukan pernapasan lambat dan dalam, meditasi, dan jangan pikirkan apa-apa. Bersantailah dalam keheningan. Mengajar menyebabkan guru banyak memberi perhatian kepada orang lain. Guru juga perlu memberikan sesuatu kepada dirinya sendiri. Usahakan untuk dapat menyisihkan waktu beberapa saat di sekolah, setidaknya sekali dalam sehari, untuk tetap berdiam diri.
- Latihlah suara, terutama untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
(bersambung)
Barry Perlman adalah Rosebush (asisten profesor) dan Profesor Universitas di Departemen Psikologi di University of Wisconsin-Oshkosh. Dia telah mengajar selama 31 tahun dan telah mengedit Tips Mengajar selama 13 tahun.
Lee I. McCann adalah Rosebush (asisten profesor) dan Profesor Universitas di University of Wisconsin-Oshkosh, tempat ia mengajar selama 40 tahun.
Sumber: https://www.psychologicalscience.org/observer/preparing-for-a-class-session
Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.