Memotivasi Anak untuk Belajar (Bagian 2)

Share

Cara Memotivasi Anak agar Berhasrat Belajar

II. Jadikan anak pemelajar yang aktif

Cobalah mengingat kembali saat Anda berada di sekolah. Apakah Anda sering termangu di bangku kelas dan mendengar suara guru seperti dengungan lebah terus-menerus? Jenis pembelajaran pasif seperti ini jelas sangat MEMBOSANKAN dan melenyapkan motivasi. Belajar aktif tidak berarti bahwa siswa harus aktif secara fisik selama berada dalam kelas. Belajar aktif berarti bahwa guru merancang kegiatan mengajarnya agar siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Ada banyak hal yang dapat guru lakukan:

Bermain

Buatlah permainan yang memungkinkan hasil akhir pencapaian siswa akan sama dengan hasil akhir yang pencapaian mereka saat mengisi lembar kerja. Misalnya, biasanya, guru memberikan kepada siswa lembar kerja dengan tugas menuliskan verba (kata kerja) yang tepat di sebelah ilustrasi yang menggambarkan kegiatan tersebut. Sekarang, cobalah melatih pengetahuan siswa tentang verba dengan cara lain. Mintalah agar siswa melaksanakan perbuatan yang sesuai dengan kata yang diucapkan oleh guru atau mintalah siswa mengucapkan kata yang tertulis pada kartu yang dipegang oleh guru. Bisa juga, guru memeragakan suatu perbuatan dan siswa harus menuliskan verba/kata kerja yang diminta. Dengan demikian, siswa menjadi aktif di kelas.

Membuat Siswa Bergerak

Gerak merupakan unsur penting dalam membangun motivasi anak. Cara terbaik untuk mencegah siswa kehilangan konsentrasi adalah dengan menyuruh mereka berdiri dan keluar dari bangkunya, setidaknya sekali pada setiap jam pelajaran. Akan lebih baik lagi, jika siswa diminta untuk menghampiri guru dan membantu guru daripada guru yang mendatangi bangku siswa. Kegiatan itu akan membantu siswa keluar dari lamunan akibat terlalu lama duduk di bangkunya. Menggabungkan siswa dalam satu kelompok untuk melaksanakan sebuah proyek dan kegiatan juga akan membantu siswa bergerak. Jika dapat, biarkan siswa memindahkan meja atau duduk di lantai agar mereka bergerak dan mengubah suasana. Ada berbagai permainan yang melibatkan gerak tanpa siswa harus meninggalkan kursinya. Misalnya, mengadakan permainan atau perlombaan untuk meniru gerakan tertentu dari teman atau guru; menggerakkan bagian tubuh tertentu berdasarkan perintah; atau mengoperkan benda kepada teman di sebelahnya. Jadi, meskipun jumlah siswa dalam kelas banyak dan ruang gerak tidak cukup, guru tetap dapat menggunakan teknik-teknik tersebut secara terbatas.

Buatlah Tangan Siswa “Kotor”

Tentu, tidak benar-benar kotor, maksudnya, semakin banyak kegiatan yang menggunakan tangan, semakin baik siswa belajar dan semakin besar kemungkinan siswa akan tetap tertarik pada kegiatan itu. Jika sedang membahas kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan buah, mintalah setiap siswa membawa buah dan gunakanlah buah-buah itu dalam permainan kosakata. Tentu saja, kegiatan dengan menangani objek nyata atau belajar dengan gambar jauh lebih efektif dan memotivasi siswa dibandingkan dengan hanya menyalin daftar kata dari papan tulis. Jika sedang membahas cara menyusun kalimat, mintalah siswa untuk menyusun kalimat masing-masing (sendiri atau bersama teman), lalu, mintalah siswa untuk menuliskan kalimatnya di papan tulis. Dapat juga, dengan sengaja, dibuat kesalahan dalam latihan untuk mendorong siswa mencari jalan yang “benar”. Namun, hati-hati, jika guru melakukan jenis latihan ini, siswa harus diarahkan terlebih dahulu agar mereka waspada dan mencari kesalahan yang dengan sengaja dibuat. Jika tidak diarahkan, hasilnya akan lebih banyak merusak daripada memperbaiki.

III. Patuhi Jadwal

Menyusun jadwal yang baik akan membantu siswa mengetahui apa yang diharapkan di kelas. Jadwal akan membantu siswa untuk tetap teratur sehingga mereka tidak akan frustasi, terutama bagi siswa yang harus kerja keras untuk memahami pelajaran di sekolah. Siswa yang mengalami kesulitan belajar, akan mudah frustasi dan sulit termotivasi. Akan mudah bagi siswa jika mereka tahu bahwa setiap hari Jumat akan ada sebuah kuis, tentang kosakata, misalnya. Mereka tidak perlu bertanya-tanya lagi apakah mereka seharusnya belajar pada hari Kamis malam atau tidak. Jika mereka memiliki tugas mingguan yang harus dikumpulkan setiap hari Rabu, guru tidak perlu terus-menerus mengingatkan kelas bahwa tenggat waktu tugas mingguan telah tiba. Jadwal ini harus diuraikan dengan jelas kepada siswa dan juga dipasang di dinding kelas.

Guru dapat juga membuat jadwal mini berupa kerangka yang menggambarkan bagaimana kelas akan berlangsung pada setiap pelajaran. Misalnya, pada setiap pelajaran, guru akan mengawali pembelajaran dengan latihan dan permainan kosakata selama 15 menit, untuk kemudian dilanjutkan ke aktivitas utama hari itu. Siswa akan sangat terbantu jika guru menempelkan “rencana” harian di papan tulis. Dengan demikian, siswa tahu apa yang diharapkan dari mereka setiap hari saat mereka memasuki ruang kelas.

Bersambung…

Sumber: https://www.teachingenglishgames.com/Articles/Motivating_Children.htm

Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *