Memotivasi Anak untuk Belajar (Bagian 1)

Share

Cara Memotivasi Anak agar Berhasrat Belajar

Saya yakin bahwa semua guru dan orang tua pernah berada dalam situasi ini. Guru berdiri di depan kelas di hadapan siswa yang menatap tanpa ekspresi, atau lebih parah lagi, siswa yang jelas-jelas berniat mengabaikan kehadiran gurunya. Bagaimana guru mampu memotivasi siswa dan membuat mereka “tertarik belajar” di kelasnya?

Satu cara jitu untuk membuat siswa termotivasi belajar adalah dengan menawarkan hadiah atau sogokan kecil bagi mereka agar melakukan tugas yang ada. Oh, ya! Dengan demikian, guru pasti akan memiliki kelas yang penuh dengan anak-anak yang amat termotivasi dan berpartisipasi. Mereka bahkan mungkin belajar sesuatu dari kegiatan tersebut. Namun, pemberian hadiah dan sogokan kepada anak demi memotivasi mereka, akan berakhir dengan dompet yang kosong dan kelas yang penuh oleh siswa yang hanya mengharapkan hadiah dan bukan siswa yang ingin belajar (Artinya, siswa tidak berusaha untuk memperoleh pengetahuan dari aktivitas di kelas). Ada berbagai cara lain untuk memotivasi siswa tanpa perlu menyimpan setumpuk “hadiah” di kelas untuk melaksanakannya.

I. Jadilah Lebih dari Sekadar Guru

Terlepas dari seberapa banyak jumlah siswa dalam kelas dan dari mana mereka berasal, ada satu cara pasti untuk memotivasi kelas agar berpartisipasi: Buatlah agar siswa tertarik pada guru sebagai pengajar mereka. Dengan demikian, minat mereka pada materi pelajaran dan kegiatan kelas akan segera menyusul.

Guru bukan hanya seorang pengajar, guru juga seorang manusia. Kadang kala, siswa cenderung menganggap bahwa guru, ya, hanyalah guru. Guru hanya berada di sekolah dan tidak ada di tempat lain. Namun, jika mereka diizinkan untuk melihat pribadi yang ada di dalam diri sang guru, perlahan akan terlihat perubahan dalam cara siswa bereaksi kepada guru sebagai pribadi dan juga bereaksi kepada kegiatan dalam kelas. Jika hormat kepada sang guru, siswa juga akan menghormati kelas dan akan termotivasi untuk berpartisipasi dalam kegiatan apa pun yang guru adakan untuk siswa. Tentu saja, hal itu jauh lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Berikut ini ada beberapa kiat yang harus dipertimbangkan jika guru ingin memperlihatkan sisi kemanusiaan mereka kepada siswa:

a. Tetaplah Termotivasi

Cobalah dipikirkan kembali, kira-kira kelas apa yang paling disukai dan mengapa? Jika sang guru tampak bosan dan tidak berusaha untuk membuat pelajarannya menarik, siswa juga pasti tidak akan menyukai kelas tersebut. Agar guru tetap termotivasi, aktivitas kelas perlu diubah menjadi kegiatan yang digemari oleh guru sendiri. Jika guru tidak bersemangat dan termotivasi dengan kegiatan yang sudah disusunnya untuk siswa, berarti sudah saatnya dia merancang aktivitas baru untuk kelas.

b. Jadilah seorang yang berkepribadian

Guru tak perlu segan membahas minatnya di luar sekolah. Carilah kesamaan minat dengan siswa, lalu angkatlah kesamaan tersebut dalam kelas. Misalnya, jika guru dan siswa menyukai jenis musik yang sama, bawalah beberapa CD dan biarkan siswa mengerjakan proyek mereka sambil mendengar alunan musik yang mereka sukai. Untuk pelajaran bahasa Inggris, pastikan bahwa lirik lagu itu berbahasa Inggris sehingga siswa secara tidak sadar menangkap beberapa kata Inggris tersebut dan menyimpannya dalam benak mereka.

c. Bersenang-senanglah dan bersikap konyol

Serius, lho! Gunakan suara yang konyol atau bertindaklah aneh, di luar dugaan yang buat anak-anak bertanya-tanya apa yang akan dilakukan oleh guru selanjutnya. Tidak semua guru sependapat dengan anjuran tersebut. Ada guru yang tidak mau menjadi pelawak dan menghibur siswa. Bagi mereka, pekerjaan itu sia-sia dan membuang-buang waktu. Guru bukan seorang pelawak. Tugas guru bukan menghibur, tetapi mengajar siswa. Jika guru merasa bahwa melawak bukanlah kepribadiannya, melawak akan menjatuhkan kewibawaannya, guru juga tidak dapat berpura-pura, ya, tidak apa-apa, bukan masalah. Guru dapat saja membuat permainan dan kegiatan lain yang menyenangkan yang tetap dapat dinikmati oleh siswa. Namun, ada guru yang memiliki jiwa yang kekanakan. Pada saat dia bergabung dengan siswanya, bermain bersama siswa, dengan sendirinya, secara alamiah, guru akan menikmati kegembiraan dan semangat untuk mengajar. Tentu, hal ini akan membangun kesenangan dalam pembelajaran di kelas. Guru tidak hanya melawak untuk menghibur dan menjadi pelawak, melainkan untuk menjaga agar lingkungan belajar tetap menyenangkan dan menggembirakan. Kedua hal ini sudah dapat memotivasi siswa untuk belajar. Jika siswa dapat tertawa bersama dan menyukai guru, dengan sendirinya, siswa akan tertarik kepada apa yang guru lakukan di depan kelas.

d. Bersemangat

Sering kali guru merasa putus asa dengan kelasnya karena siswa seakan tidak tertarik untuk berpartisipasi. Tentu, guru sering kali lupa bahwa dia harus tetap bersemangat dan bersikap positif ketika siswa melakukan hal yang kecil yang kurang berarti. Sikap negatif atau biasa-biasa saja merupakan dua cara utama yang akan melenyapkan motivasi belajar siswa. Jika tidak merasa terdorong dan gembira, siswa tidak akan termotivasi untuk belajar.

Bersambung

Sumber: https://www.teachingenglishgames.com/Articles/Motivating_Children.htm

Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *