Membantu Remaja Mengatasi Stres Menghadapi Ujian Sekolah

Share

Ujian sekolah dan negara sangat menekan para remaja, ditambah pula dengan tekanan dari guru, sekolah, teman sebaya, dan juga orang tua untuk melaksanakannya dengan baik. Banyak juga remaja yang sangat sensitif dan kritis terhadap diri sendiri. Dengan demikian, stres yang ditimbulkan dapat memengaruhi para remaja sehingga nilai hasil tes mereka rendah atau bahkan gagal.

Namun, berikut ini ada beberapa langkah yang dapat dilakukan guru atau orang tua untuk membantu remaja mengatasi stres, sebelum dan selama masa ujian.

  1. Orang tua bisa membeli kalender dengan kotak tanggal yang besar agar ada cukup ruang untuk mencatat kegiatan setiap harinya dalam sebulan. Mintalah anak remaja/siswa mencatat ujian yang akan datang pada tanggal tertentu. Catatan itu akan membuat siswa mengetahui berapa banyak waktu persiapan yang dimilikinya sebelum ujian. Setiap bulan, tempelkan halaman kalender di lemari es. Dengan demikian, orang tua bersama siswa dapat merujuk sesuai dengan kebutuhan catatan yang tertulis di halaman tersebut. Orang tua dapat membantu mengingatkan anak untuk belajar sedikit demi sedikit setiap harinya menjelang ujian.
  2. Jika remaja telah memperoleh kepastian tentang tanggal ujian akan dilaksanakan, orang tua dapat menawarkannya bantuan dalam belajar untuk menghindari stres praujian dan ujian. Orang tua dapat menjelaskan kepada remaja agar tidak menunggu sampai menit terakhir untuk menjejalkan materi ujian. Tindakan itu hanya akan menimbulkan stres dan tekanan yang buruk baginya. Selain itu, penjejalan materi pada saat terakhir akan justru akan meningkatkan kemungkinannya memperoleh skor rendah atau kegagalan. Tekankan bahwa otaknya tidak akan mampu menyerap begitu banyak informasi dalam periode 24 jam.
  3. Orang tua perlu mengingatkan diri dan anaknya bahwa keseluruhan masa depan anak tidak ditentukan oleh satu ujian. Demikian kata Richard Roberts, peneliti senior di Layanan Ujian Pendidikan di Princeton, New Jersey. Orang tua perlu mengingatkan anak remajanya bahwa jika dia mengikuti ujian SAT, dia akan dapat mengikuti ujian tersebut lebih dari satu kali.
  4. Orang tua perlu mengingatkan anak agar berhati-hati membaca instruksi ujian dan memindai semua pertanyaan sebelum ujian dimulai sehingga dia dapat memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menjawab setiap pertanyaan. Orang tua perlu mengingatkan anak untuk menjawab terlebih dahulu pertanyaan yang dia kuasai dengan baik, barulah kemudian menjawab soal-soal lainnya.
  5. Orang tua perlu menasihati si remaja—jika si remaja merasa dirinya tegang, tangannya berkeringat, atau jika pikirannya tiba-tiba menjadi kosong—agar dia menutup matanya dan perlahan menghitung sampai empat hingga stresnya mereda. Dia mungkin harus melakukan hal itu dua atau tiga kali sebelum dia menjadi tenang.
  6. Orang tua harus memastikan agar anaknya tidur selama delapan jam dan mendapat sarapan sehat sebelum mengikuti ujian. Dengan demikian, otak sang anak dalam keadaan siaga dan energinya dalam keadaan prima. Sering-seringlah orang tua mengobrol dengan anak. Gunakan pengalaman orang tua untuk bertanya kepada anak mengenai segala tekanan di masa ujian dan biarkan anak bercerita tentang ketegangannya dalam menghadapi ujian. Jika dia mengungkapkan rasa takut, berikan usul tentang cara-cara untuk mengatasi stres.

Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *