Mengacu pada survei penduduk antar sensus (Supas) 2015, jumlah penduduk Indonesia pada 2019 diproyeksikan mencapai 266,91 juta jiwa. Dari total populasi tersebut, jumlah penduduk kelompok umur 15-64 tahun (usia produktif) mencapai 183,36 juta jiwa atau 68,7 persen.1 Angka ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berpopulasi tinggi di dunia yang memiliki jumlah penduduk usia produktif sangat besar.
Di lain sisi, jumlah ini juga menandakan bahwa Indonesia tengah menikmati bonus demografi, sebuah masa dimana jumlah penduduk usia produktif suatu negara lebih besar dari jumlah penduduk usia nonproduktif. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi, bonus demografi Indonesia akan berlangsung hingga tahun 2036 mendatang.2 Berbekal bonus demografi tersebut, sejatinya bangsa ini memiliki peluang besar untuk menggenjot pertumbuhan produktivitas.
Namun, di balik bonus demografi tersebut, terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi. Salah satu yang utama adalah mempersiapkan kualitas sumber daya manusia unggulan yang mampu bersaing di kancah bursa tenaga kerja global. Terlebih sejak resmi memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Januari 2016 lalu, tenaga kerja Indonesia dituntut untuk lebih terampil, baik secara teknis maupun nonteknis, agar tidak tergilas serangan tenaga kerja asing.3
Angka melek aksara menjadi salah satu indikator penting dalam mengukur perkembangan pendidikan penduduk. Semakin tinggi kecakapan baca tulis suatu bangsa, semakin tinggi pula mutu dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Data BPS 2015-2016 menunjukkan bahwa angka melek aksara penduduk usia produktif Indonesia mencapai 99,67 persen.4 Ini artinya Indonesia telah mencapai salah satu faktor utama dalam upaya pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia berkualitas.
Meski demikian, perjalanan menuju pembangunan sumber daya manusia unggulan tidak berhenti di situ. Selain kemampuan baca tulis, penduduk usia produktif juga harus dibekali dengan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar. Ditambah satu lagi yang tidak kalah penting, yaitu pembentukan karakter manusia itu sendiri. Dengan berinvestasi pada pendidikan yang fokus terhadap pembentukan keterampilan kognitif dan afektif sejak dini, niscaya generasi muda Indonesia mampu mengantarkan bangsa ini memasuki usia 100 tahun kemerdekaan pada tahun 2045, menyongsong masa keemasan dengan penuh rasa bangga. Pertanyaan selanjutnya, sudah sampai mana upaya pemerintah, khususnya institusi pendidikan dan tenaga pendidik, dalam menjawab tantangan pendidikan di atas demi mengoptimalkan peluang bonus demografi dan MEA?
Sebagai salah satu kontributor aktif dalam pembangunan sumber daya manusia yang unggul di Indonesia melalui jalur pendidikan, Mentari Group hadir dengan misinya untuk mewadahi pertumbuhan generasi muda Indonesia yang kompeten, berkarakter baik, dan sejahtera. Mentari Group juga berkomitmen untuk menjadi sumber pengadaan materi pembelajaran dan pelatihan yang berkualitas dan unggul untuk seluruh lembaga pendidikan, pimpinan lembaga pendidikan, guru, orang tua, dan murid di seluruh Indonesia. Tentunya, materi pembelajaran dan pelatihan yang diberikan Mentari Group senantiasa diperbarui sesuai tuntutan zaman dengan mengintegrasikan teknologi terkini, sumber daya, dan talenta terbaik dari seluruh dunia.
Kiprah Mentari Group selama hampir dua dasawarsa di dunia pendidikan Indonesia, membuat jangkauan pasar dan produknya kian luas dan beragam. Solusi dan layanan pendidikan yang disediakan Mentari Group kini semakin lengkap melalui kehadiran tujuh unit bisnis, yakni Mentari Books, Mentari Bookstore, Mentari Assessment, ASTA Ilmu Sukses, Mentari Digital, Mentari Teachers Academy, dan Mentaripedia. Berkat konsistensi perannya dalam pendidikan, Mentari Group kini telah melayani lebih dari 6.000 institusi pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Meskipun begitu, pencapaian tersebut tidak serta merta membuat Mentari Group berpuas diri. Menyadari peluang besar Indonesia untuk menjadi salah satu negara terdepan di belahan Asia, terlebih dengan modal populasi usia produktif yang tinggi, Mentari Group senantiasa terpacu untuk terus berinovasi dan meningkatkan kontribusinya terhadap bidang pendidikan di Indonesia. Mengawali tahun 2019, Mentari Group memperkenalkan slogan barunya: “Bangun Pendidikan, Majukan Bangsa”. Slogan ini mewakili visi misi Mentari Group untuk menjadi kontributor aktif dalam membangun sumber daya manusia unggul di Indonesia.
Bukan hanya sekadar slogan, “Bangun Pendidikan, Majukan Bangsa” juga merupakan seruan positif dari Mentari Group kepada seluruh pendidik tanah air untuk turut berpartisipasi aktif dalam upaya pembangunan infrastruktur pendidikan yang terintegrasi. Karena pada hakikatnya, sebagai sebuah diskursus yang dinamis, pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kemajuan suatu bangsa.
Sumber:
1 katadata.co.id dengan judul “Jumlah Penduduk Indonesia 2019 Mencapai 267 Juta Jiwa” dipublikasikan pada 1 April 2019
2 kompas.com dengan judul “Bonus Demografi Indonesia Berakhir di 2036, Jumlah Lansia Bakal Naik” dipublikasikan pada 8 Oktober 2018
3 tempo.co dengan judul “MEA Mulai Berlaku Hari Ini, Apa Saja Produk Andalan Indonesia?” dipublikasikan pada 4 Januari 2016
4 bps.go.id dengan judul “Angka Melek Aksara Umur 15-24 Tahun 2015-2016”
Artikel yang sangat bermanfaat. Dapat kita ketahui bahwa pendidikan merupakan salah satu tonggak pembangunan suatu bangsa dan tolak ukur Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa. Sehingga dengan harapan pemberian pendidikan yang berkualitas dapat membantu membangun SDM yang unggul. saya juga ingin berbagi informasi yang lain, silahkan dikunjungin : https://fst.unair.ac.id/sdm-unggul-indonesia-maju-konteks-mana-yang-harus-diunggulkan/