Berbagai Teknik Asesmen
Apakah teknik asesmen[1] yang kuno dan itu-itu saja membosankan bagi guru? Berikut ada beberapa cara berbeda untuk melihat kemajuan dan prestasi siswa sepanjang hari.
Pengamatan dengan Papan Penjepit
Guru berjalan mengitari ruangan untuk memantau siswa saat mereka bekerja dalam kelompok atau saat mereka mengerjakan tugas individual. Nah, mengapa guru tidak sekalian menggunakan hasil pengamatannya untuk tujuan asesmen? Siswa lebih cenderung memperlihatkan kedalaman dari pengetahuannya saat berdiskusi dengan temannya. Biasanya, guru akan tahu bahwa jika ada sekelompok siswa sedang bercakap-cakap, hal itu sering kali berarti bahwa mereka yang sedang tidak ada tugas. Namun, ketika guru menempatkan siswa dalam sebuah kelompok untuk bekerja, guru juga meningkatkan peluang bagi siswa untuk bersama-sama membahas secara mendalam sebuah pelajaran atau unit. Tugas guru adalah untuk terus memantau, tidak hanya perilaku siswa saat bekerja sama, tetapi juga hasil pekerjaan dan percakapan mereka.
Cara mudah untuk memantau apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh siswa adalah dengan menggunakan papan penjempit. Guru dapat melakukannya dengan dua cara:
1. Gunakan kartu indeks (cara terbaik untuk guru sekolah dasar)
2. Gunakan lembaran kerja (cara terbaik untuk guru sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas)
Menggunakan Kartu Indeks
• Rekatkan satu kartu indeks untuk setiap siswa di papan penjepit. Sebaiknya, guru menempelkan bagian atas dari setiap kartu secara vertikal di sepanjang papan penjepit.
• Tulislah nama setiap siswa (dalam urutan tertentu—berdasarkan lajur atau meja siswa, ATAU sesuai abjad) satu nama di atas satu kartu.
• Pada setiap pengamatan, tuliskan tanggal pada setiap entri dan buatlah pernyataan singkat, tetapi terperinci, tentang apa yang baru saja diamati oleh guru. Hanya peristiwa yang penting dan berarti dalam perilaku atau masalah akademik yang perlu catat.
Jendela yang Jelas dan Tidak Jelas
Mintalah siswa melipat selembar kertas menjadi dua bagian atau lebih. Berilah label pada sebagian kertas itu dengan “Jendela yang Jelas” dan bagian kertas lainnya dengan “Jendela yang Tidak Jelas”. Pada bagian “Jendela yang Jelas”, siswa menulis tentang konsep atau keterampilan yang telah mereka pelajari dan pahami. Pada bagian “Jendela yang Tidak Jelas”, siswa menulis tentang konsep atau keterampilan yang tidak mereka pahami atau yang perlu penjelasan lebih lanjut. Kertas-kertas itu akan memberikan guru informasi yang akan membantunya merencanakan pelajaran yang akan datang.
Peta Semantik atau Pikiran
Siswa menulis topik atau konsep utama dalam lingkaran di tengah selembar kertas. Setiap perincian tentang konsep ini dijadikan sebagai anak cabang dari lingkaran utama. Setiap anak cabang tersebut dapat saja memiliki informasi lanjutan yang membentuk anak cabang lain yang mengandung fakta atau perincian yang saling berhubungan. Penggunaan cara ini sebagai asesmen akan menunjukkan bagaimana pengetahuan siswa tertata di dalam benak siswa atau, sebaliknya, akan kelihatan jika siswa sama sekali tidak memahami konsep itu. Untuk mengungkapkan sebuah informasi, siswa dapat menggambar atau menguntai kata-kata. Cara ini menyediakan saluran baik bagi siswa yang menggunakan otak kiri dan kanan.
Daftar periksa
Pada saat siswa diberi tugas yang berjangka panjang, alat yang akan membantu guru dalam mengevaluasi kemajuan kerja siswa adalah penggunaan daftar periksa. Tenggat waktu bagi setiap tugas dapat diberikan sesuai dengan jadwal. Cara lainnya, pada akhir proyek, guru dapat mengikuti perkembangan proyek dengan melihat kesesuaian antara daftar periksa dan hasil pekerjaan. Daftar periksa juga dapat membantu guru untuk menyatakan tujuan yang diharapkan guru dengan pekerjaan siswa itu.
Sumber: http://www.inspiringteachers.com/classroom_resources/tips/assessment/alternative_assessment_techniques.htm
[1] Kata assessment dalam bahasa Inggris sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi asesmen. Kata asesmen memang berarti penilaian, namun ada makna lain yaitu asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya untuk memperoleh gambaran tentang kondisi peserta didik dan lingkungannya sebagai bahan untuk memahami peserta didik dalam pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Jadi, asesmen tidak hanya berupa tes, kuis, ujian, tetapi bisa juga berupa hasil pengamatan dan portfolio.
Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.