Oleh Leo Jones, “The Student – Centered Classroom”, 2007, Penerbit Universitas Cambridge
Seringkali, siswa bolak-balik beralih antara bahasa ibu mereka dan bahasa Inggris. Jika kebiasaan ini terus-menerus terjadi, kelancaran berbahasa Inggris siswa terhalang. Mereka akan kesulitan berbahasa Inggris dengan baik. Siswa boleh saja beralih saat kemampuan berbahasa Inggris mereka tidak memadai untuk mengungkapkan gagasan yang ingin mereka kemukakan. Kadang kala, saat asyik tenggelam dalam suatu kegiatan, siswa tanpa sadar akan beralih bahasa—mereka ingin sekali mengatakan sesuatu dan akan frustasi ketika berusaha melakukannya dalam bahasa Inggris.
Ketika mengalami kesulitan untuk menemukan kata yang tepat, siswa mungkin akan perlu meminta bantuan guru atau perlu menggunakan kamus. Kadang kala, guru perlu menghentikan kegiatan seluruh kelas untuk menawarkan bantuan kosakata bagi semua siswa. Penjelasan guru harus dilakukan dalam bahasa Inggris, meskipun sebenarnya menerjemahkannya ke dalam bahasa ibu lebih cepat dan lebih mudah—guru juga wajib mematuhi aturan “Gunakan Hanya Bahasa Inggris”!
Jika mendengar banyak siswa berbicara dalam bahasa daerah mereka, guru perlu memotong atau menghentikan pembicaraan di kelas dan membantu siswa mengekspresikan gagasan mereka dalam bahasa Inggris. Mintalah kepada siswa untuk memulai kegiatan dari awal lagi, tetapi mintalah siswa agar tetap berusaha untuk selalu menggunakan bahasa Inggris. Hal ini mungkin merupakan tantangan yang sulit, tetapi inilah tujuan setiap orang dalam mempelajari suatu bahasa.
Cara yang efektif untuk menjamin dipertahankannya lingkungan berbahasa Inggris adalah dengan memastikan bahwa siswa mengetahui kepentingan dari “bahasa kelas”. Dengan demikian, siswa melaksanakan kegiatan berkelompok dalam bahasa Inggris. “Bahasa kelas” ini termasuk ungkapan sederhana seperti:
Kau mulai. –> Apakah kamu punya pensil?
You start. –> Do you have a pencil?
Apa artinya ini? –> Apa yang harus kita lakukan?
What does this mean? –> What are we supposed to do?
Setelah kamu. –> Saya belum siap.
After you. –> I’m not quite ready.
Mari bertanya pada guru. –> Saya tidak mendengar apa yang Anda katakan.
Let’s ask the teacher. –> I didn’t hear what you said.
Oke, mari kita mulai. –> Apakah kamu siap?
OK, let’s start. –> Are you ready?
Kita sudah selesai. Apa yang harus kita lakukan sekarang? –> We’re done. What should we do now?
Menggunakan “bahasa kelas” seperti itu dapat membantu siswa mengendalikan diri mereka dalam kelompok mereka. Dengan demikian, siswa dipaksa untuk membangun kerangka berpikir dalam bahasa Inggris dalam usaha untuk mengungkapkan gagasan yang lebih sulit. Siswa harus mempelajari dan menghapal ungkapan seperti itu sehingga penggunaannya menjadi kebiasaan dan lancar. Pada akhirnya, mereka akan dapat melafalkannya dengan mudah dan nyaman.
- Gunakan hanya bahasa Inggris ketika berbicara dengan siswa di kelas.
- Pemelajaran dalam “kelas berbahasa Inggris” akan membantu siswa untuk selalu berbicara dalam bahasa Inggris.
- Jika siswa tidak berbicara dalam bahasa Inggris saat bekerja bersama teman-temannya, hentikan pembicaraan tersebut, lalu minta mereka untuk mengulang kembali percakapan dari awal dengan menggunakan bahasa Inggris.
Source: http://www.ntu.edu.vn/Portals/96/Tu%20lieu%20tham%20khao/Phuong%20phap%20giang%20day/student-centered%20classrooms.pdf
Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.