Di Balik Keunggulan Singapura dalam Bidang Matematika dan Sains

Share

Singapura adalah salah satu negara dengan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Hal ini terbukti melalui prestasi yang ditorehkan Singapura selama tiga periode berturut-turut dalam Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA)1. Berkat kerja kerasnya memajukan mutu pendidikan, prestasi Singapura dalam perhelatan tiga tahunan ini terus meningkat.2 Dari peringkat kelima (2009), kedua (2012), hingga akhirnya mencapai posisi teratas pada 2015, yang mengantarkannya sebagai negara nomor satu di bidang matematika, kemampuan membaca, dan sains di antara 72 negara.3 Tidak hanya itu, menurut hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007 4, 20115, serta 20156, Singapura juga unggul di bidang matematika dan sains. Prestasi Singapura di tingkat dunia ini akhirnya menimbulkan pertanyaan, “Bagaimana sistem pendidikan di Singapura?”

Berbeda dengan kebanyakan model pengajaran di negara-negara lain yang membebaskan siswa belajar secara mandiri, di Singapura, guru tetap menjadi sosok pemimpin di dalam kelas. Model pengajaran ini sempat mendapat kritikan karena dianggap akan melahirkan ahli matematika tanpa kreativitas.7 Kendati masih mempertahankan gaya pengajaran konvensional, Singapura terbukti mampu mencetak pelajar dengan kemampuan berpikir kritis.8

Di bidang matematika misalnya, siswa sekolah dasar disodorkan konsep Singapore Math9 yang mengandung tiga fase utama. Pada fase pertama, Concrete, siswa diajak memanfaatkan alat bantu konkret untuk memahami materi pengajaran. Berikutnya, pada fase Pictorial, siswa merancang alat bantunya sendiri untuk memecahkan soal. Hingga akhirnya, pada fase terakhir, Abstract, siswa dapat memahami simbol-simbol matematika tanpa alat bantu.

Tidak hanya dalam hal matematika, sistem pendidikan Singapura juga mendorong kemampuan membaca siswa dengan mengasah pola pikir kritis dan kreativitas. Secara rutin, siswa diminta untuk menulis esai naratif berdasarkan judul dan kumpulan gambar yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, siswa semakin jeli mencari petunjuk, menyerap informasi, dan menyusun kesimpulan yang orisinal serta rasional.

Begitu juga halnya di bidang sains, siswa dilatih menemukan konsep sains dengan memperkirakan, menganalisis, mengevaluasi, menyimpulkan, dan mengomunikasikan hasil temuan dalam aktivitas harian mereka. Melalui pendekatan seperti ini, siswa dapat menyajikan konsep sains temuannya didukung bukti-bukti ilmiah.10

Lahirnya pendidikan berkualitas dari negara berjuluk the Lion City ini tak terlepas dari inisiatif pemerintah Singapura yang berani menerapkan reformasi paradigma pendidikan secara holistis dan koordinatif. Segala upaya reformasi dipelajari, diuji, dan dipantau dengan mendalam sebelum diterapkan, mulai dari buku teks pelajaran, lembar kerja, sampai metode pengajaran. Alhasil, tercipta keselarasan antara kebijakan, sistem penilaian, dan metode pengajaran.11

Illustrasi siswa berprestasi.

Baru-baru ini, pemerintah Singapura menghapus tes/ujian serta sistem penilaian berdasarkan rapor untuk siswa sekolah dasar dan sekolah menengah. Paradigma pendidikan Singapura kini tidak hanya berorientasi pada prestasi akademis, tetapi juga kemampuan interaksi sosial dan kompetensi siswa dalam mengambil keputusan. Pada 2023, rencananya juga akan diterapkan rangkaian program “pembelajaran terapan” untuk meningkatkan keterampilan siswa. 12

Berbekal modul pengajaran yang terencana dan peran pemerintah yang suportif, Singapura membuktikan kualitas pendidikannya di mata dunia. Bahkan, Amerika Serikat dan Inggris mengadopsi beberapa model pengajaran dari Singapura. Oleh karena itu, sudah seharusnya Indonesia juga mengambil nilai-nilai positif dari sistem pendidikan Singapura.13

Sebagai salah satu institusi pendidikan terpercaya di Indonesia, Grup Mentari melalui Mentari Bookstore dan ASTA Ilmu Sukses menyediakan buku-buku pelajaran berbasis kurikulum internasional, termasuk kurikulum Singapura. Grup Mentari juga menjalin kerja sama dengan penerbit-penerbit terbaik di Singapura, antara lain Marshall Cavendish, Singapore Asia Publisher, dan Shinglee Publisher. Melalui jalinan kerja sama tersebut, Grup Mentari berharap pendidikan Indonesia dapat selangkah lebih maju. Klik di sini untuk melihat buku-buku unggulan dari para penerbit tersebut. 

Sumber:

1 OECD, “PISA 2009 Results: Executive Summary” diakses dari
http://www.oecd.org/pisa/pisaproducts/46619703.pdf.
2 OECD, “PISA 2012 Results in Focus” diakses dari
http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf.
3 OECD, “PISA 2015: PISA Results in Focus” diakses dari
http://www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-focus.pdf.
4 Nces.Gov, “Highlights From TIMSS 2007” diakses dari
https://nces.ed.gov/pubs2009/2009001.pdfDipublikan pada September 2009.
5 Nces.Gov, “Highlights From TIMSS 2011” diakses dari
https://nces.ed.gov/pubs2013/2013009rev.pdfDipublikasikan pada Desember 2012.
6 Nces.Gov, “Highlights From TIMSS and TIMSS Advanced 2015” diakses dari
https://nces.ed.gov/pubs2017/2017002.pdfDipublikasikan pada November 2016.
7 Economist, “What Other Countries Can Learn from Singapore’s Schools” diakses dari
https://www.economist.com/leaders/2018/08/30/what-other-countries-can-learn-from-singapores-schools Dipublikasikan pada 30 Agustus 2018.
8 The Schooling Society, “PISA Champions: Why Singapore Students are No.1 in the World” diakses dari
https://www.theschoolingsociety.com.sg/blog/2018/09/26/pisa-champions-why-singapore-students-are-no-1-in-the-world/Dipublikasikan pada 26 September 2018.9 Singapore Math, “Why Singapore Math?” diakses dari https://www.singaporemath.com/Singapore_Math_s/331.htm
10 The Schooling Society, “PISA Champions: Why Singapore Students are No.1 in the World” diakses dari
https://www.theschoolingsociety.com.sg/blog/2018/09/26/pisa-champions-why-singapore-students-are-no-1-in-the-world/ Dipublikasikan pada 26 September 2018.
11 Economist, “What Other Countries Can Learn from Singapore’s Schools” diakses dari
https://www.economist.com/leaders/2018/08/30/what-other-countries-can-learn-from-singapores-schools Dipublikasikan pada 30 Agustus 2018.
12 Kompas, “Singapura Mengubah Paradigma Pendidikan, “Belajar Bukan Kompetisi”” diakses dari
https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/12/14144221/singapura-mengubah-paradigma-pendidikan-belajar-bukan-kompetisi?page=all#Dipublikasikan pada 12 Oktober 2018.
13 Economist, “What Other Countries Can Learn from Singapore’s Schools” diakses dari
https://www.economist.com/leaders/2018/08/30/what-other-countries-can-learn-from-singapores-schools Dipublikasikan pada 30 Agustus 2018.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *