Cintailah Hidupmu, Bu!

Share

Layaknya seorang pelempar bisbol Liga Utama di lapangan, seorang ibu merupakan pemain terpenting di dalam rumah. Namun, seorang ibu berbeda dari seorang pelempar bisbol yang dapat beristirahat di antara babak permainan. Seorang ibu jarang mendapat kesempatan untuk mengistirahatkan lengannya, kepalanya, atau tubuhnya yang lelah. Ibu seakan-akan menjadi boneka kelinci Energizer yang terus bergerak dan tidak mengenal lelah. 

Jika ibu tidak berbahagia, tidak ada seorang pun di rumah yang akan bahagia. Ingatlah, kelelahan merupakan penyebab terbesar bagi seseorang untuk mudah marah. Berada di sekitar orang tua yang mudah marah, akan sangat menyengsarakan. Orang tua wajib memiliki kerangka berpikir yang positif kepada anak. Orang tua sebaiknya tidak mudah marah kepada anak saat mereka melakukan kesalahan kecil.

Berikut ada beberapa kiat praktis agar “kebahagiaan” menduduki urutan teratas dalam daftar agenda kehidupan para ibu.

1. Lepaskan

Daripada terobsesi oleh rumah yang bersih atau olahraga yang rutin, sebaiknya, ibu lebih rileks dan menikmati masa kecil anak yang akan berlalu dalam sekejap. Dengan sendirinya, ibu akan memperoleh waktu untuk mengerjakan hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya. 

2. Jangan membandingkan

Ibu tidak perlu “berkecil hati” jika melihat teman lain lebih pandai memasak daripada dirinya. Sama halnya, ketika ada teman lain yang merupakan seorang profesional hebat. Sang teman dapat mengimbangi urusan pekerjaan dan urusan rumah tangganya dengan sempurna. Setiap ibu memiliki keunikan dan bakatnya masing-masing. Membandingkan diri dengan orang lain tidak membantu seorang ibu untuk mencapai kebahagiaan. 

3. Berhentilah berusaha untuk menjadi ibu yang sempurna 

Seorang ibu harus mengurangi waktunya untuk terus berusaha menjadi seorang ibu yang “sempurna”. Naluri seorang ibu biasanya selalu benar berkaitan dengan pengasuhan anak-anaknya. Ibu seharusnya menggunakan naluri tersebut untuk menciptakan perasaan aman, nyaman, dan cinta dalam diri anak-anak. Dengan demikian, anak akan siap untuk menempuh fase baru dalam kehidupannya. 

4. Berikan ruang pada anak

Sikap peduli, tegas, dan protektif terhadap anak-anak tentu saja perlu dimiliki oleh seorang ibu. Akan tetapi, memberikan ruang yang cukup bagi anak-anak untuk memecahkan masalah mereka sendiri jauh lebih penting. Jangan menyelesaikan pekerjaan rumah anak, tetapi bantulah anak untuk mencari jalan dan menyelesaikan pekerjaan rumahnya sendiri. Ibu boleh berusaha untuk melindungi anak. Akan tetapi, terkadang lebih baik merelakan anak jatuh, baik secara harfiah maupun kiasan. 

5. Tunjukkan bahwa ibu mencintai anak-anak 

Jika ibu bersikeras untuk menyeimbangkan antara urusan pekerjaan dan rumah tangga, ada baiknya  ibu menciptakan momen spesial untuk anak kapan pun ibu sempat. Cobalah untuk menghentikan hal yang sedang dilakukan dan berfokus untuk menjaga, menenangkan, mendengarkan, atau bermain bersama anak, kapan pun anak membutuhkannya. Tidak perlu menyesali usaha ibu yang berlebihan untuk menghabiskan waktu yang berharga bersama anak-anak. Kenangan yang terbaik kerap merupakan hal yang paling sederhana. 

6. Jangan merasa bersalah untuk bekerja 

Seorang ibu yang juga merupakan seorang wanita karier, baik karena pilihan maupun kebutuhan, tidak perlu merasa bersalah telah bekerja di luar rumah. Anak-anak akan tahu bahwa ibu ingin memberikan kehidupan yang layak untuk mereka. Mereka juga paham bahwa, dengan bekerja, ibu mengembangkan hasrat ibu. 

7. Cintailah diri sendiri 

Suatu saat, setelah pagi yang kacau dan melelahkan dalam mengurus anak-anak, seorang ibu terkadang merasa telah gagal mengasuh anak. Sebenarnya, pada saat seperti itu, hal yang terpenting adalah ibu perlu berbaik hati dan menyayangi diri sendiri. Jika ibu tidak mencintai dirinya sendiri, bagaimana anak akan belajar untuk mencintai dirinya sendiri?

8. Aktif mengedukasi anak-anak

Edukasi yang diterima seorang anak merupakan tanggung jawab guru, sekolah, dan juga orang tua. Bahkan, peran orang tua sangatlah penting agar anak tertarik pada pelajaran dan tidak sekadar mencapai nilai yang baik. Ibu dapat bertanya kepada anak mengenai apa yang mereka pelajari di sekolah dan apakah pelajarannya mudah atau menantang. Ibu dapat memastikan bahwa anak mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ibu juga dapat bertanya mengenai teman-teman anak di sekolah karena, sebenarnya, belajar cara bersosialisasi tidak kalah penting dari pembelajaran akademik. Ibu mungkin memiliki kesibukan lain, tetapi jika ibu bisa, luangkanlah waktu untuk turut aktif dalam kegiatan sekolah anak (konser, acara olahraga, dll.). Kehadiran ibu memberi dampak yang luar biasa dalam kehidupan anak. 

9. Ingat untuk mengurus diri sendiri

Sering kali, seorang ibu menempatkan dirinya paling akhir. Hal tersebut tidak salah. Namun, perlu selalu diingat bahwa seorang ibu seharusnya juga mengurus dirinya sendiri selagi bisa. Pergilah minum kopi bersama seorang teman atau berelaksasilah agak lama. Jika tidak mengurus diri sendiri, ibu tidak akan bisa mengurus keluarganya. 

Mengapa harus bahagia?

Dalam banyak studi ilmiah, ditemukan bahwa ada hubungan antara kesehatan psikologis dan kesehatan fisik.

Sebuah peninjauan terhadap lebih dari 200 studi pada 2012  menemukan bahwa ada hubungan antara sifat-sifat positif psikologis, seperti kebahagiaan, optimisme, dan kepuasan hidup dan penurunan risiko terkena penyakit kardiovaskular. Laura Kubzansky, profesor ilmu sosial dan perilaku di Harvard School of Public Health, beserta peneliti lain di Harvard School of Public Health memublikasikan penemuan ini dalam jurnal Psychological Bulletin

Tentu saja, kenyataan itu tidak sesederhana, “Kamu harus bahagia untuk menghindari serangan jantung”. Para peneliti mengatakan bahwa jika seorang ibu secara baik menyadari hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, akan lebih mudahlah baginya untuk menjaga kebiasaan yang baik: berolahraga, memiliki pola makan yang seimbang, dan tidur dengan cukup. “Orang-orang yang memiliki pola pikir optimis lebih cenderung berperilaku sehat karena mereka menganggap perilaku tersebut dapat membantu mereka mencapai tujuan mereka,” kata Kubzansky. 

“Seorang wanita bak sebuah lingkaran penuh. Padanya terdapat kekuatan untuk menciptakan, merawat, dan mengubah.”–Diane Mariechild. 


Sumber: http://www.parenting.com/parenting-advice/mom/9-lessons-older-mamas-want-young-moms-to-know; http://www.apa.org/news/press/releases/2011/12/working-moms.aspx; http://edition.cnn.com/2014/03/20/health/happiness-wellbeing-health/index.html

Alih bahasa: Aurelia Leona
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *