Beradaptasi dengan Gaya Belajar Generasi Alpha

Share

Generasi Alpha umumnya memiliki kedekatan dan keakraban dengan teknologi komunikasi, media, dan digitalisasi. Karena sudah dekat dengan internet sejak lahir, mereka lebih melek teknologi digital dan dunia maya.

Nah, dengan digitalisasi pembelajaran, guru akan mudah beradaptasi dengan pola/gaya belajar Generasi Alpha! Sejauh apa para pengajar dapat memanfaatkan teknologi dalam pengajaran?

1.  Menciptakan media pembelajaran yang menarik

Melalui kreativitas serta keterampilan yang dimiliki, guru mampu menciptakan metode pembelajaran yang menarik dengan menggunakan media visual, audio, maupun audio visual. Guru dapat memanfaatkan berbagai platform pembelajaran yang mudah digunakan, misalnya Assemblr EDU, MilleLab, Canva, maupun ClassPoint.

Selain itu, karena berhadapan dengan generasi alpha guru perlu memperkenalkan buku digital dalam pembelajaran daring. Mengapa kita perlu beralih ke buku digital?

  • Buku digital bisa dibuka di mana saja dan kapan saja. Selama kita bersama dengan telepon pintar, kita pasti bisa membaca buku digital.
  • Bentuk buku digital bisa bermacam-macam. Tidak hanya berupa teks, tetapi juga bisa gambar, ilustrasi, audio, dan video.
  • Kita bisa menyimpan sebanyak mungkin buku digital yang dibutuhkan dalam satu laptop atau telepon pintar.
  • Buku digital tidak rawan rusak secara fisik karena formatnya adalah dokumen. Tidak seperti buku cetak yang mungkin sobek, bernoda, maupun hilang halaman.

2. Memanfaatkan media sosial

bisa jadi salah satu sarana edukasi yang menarik. Jika dimanfaatkan dengan baik, media sosial akan memudahkan proses pencarian informasi terkini, gambar atau video interaktif yang mendukung pembelajaran, atau sebagai tempat untuk melatih kemampuan sosial guru maupun siswa.

3. Menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan

Dengan memanfaatkan teknologi, guru bisa menciptakan suasana yang seru dan sesuai dengan minat siswa, seperti metode game-based learning yang dapat membuat siswa belajar sekaligus berpikir kritis dengan permainan yang menyenangkan.

4. Belajar berbahasa asing

Kehadiran internet mampu menghapus batas-batas geografis. Dengan demikian, bahasa yang digunakan dalam konten internet bukan hanya bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa asing khususnya bahasa Inggris. Kemampuan berbahasa Inggris menjadikan guru dapat beradaptasi dengan perkembangan global dalam konteks pendidikan. Guru pun kemudian mampu dengan mudah mempelajari ilmu pengetahuan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih beragam.

5. Mengajarkan literasi dengan tolok ukur yang jelas

Dengan berkembangnya teknologi, kemampuan siswa harus lebih ditingkatkan untuk mengerti sebuah konteks dalam suatu literasi, baik di media sosial ataupun di media kontemporer. Jika kesulitan mencari platform literasi dengan tolok ukur serta sumber yang jelas, guru dapat menggunakan myON.

MyON memungkinkan siswa dapat membaca suatu bacaan sesuai dengan minat dan level membaca mereka, baik di rumah atau di sekolah. Terdapat juga kuis yang otomatis muncul setelah siswa menyelesaikan bacaan untuk menguji pemahaman mereka terhadap konten.

Ada 2 hal penting lainnya pada myON, yaitu:

  • Curriculum connections:

Banyaknya pilihan judul dalam myON memungkinkan guru untuk menyesuaikan bacaan dengan kurikulum sekolah. Contohnya, jika pembelajaran sedang membahas topik “my family”, guru bisa memilih semua judul buku yang berhubungan dengan my family dan bisa menentukannya sebagai proyek kepada siswa. Kemudian, dilengkapi juga dengan tugas tambahan ketika guru dapat memberikan tugas di luar membaca dan menulis.

  • Actionable data:

Guru akan diberikan laporan secara langsung dan berkala mengenai banyak hal, mulai dari perbandingan jumlah buku yang dibaca para siswa, jumlah buku yang diselesaikan siswa, level kemampuan membaca tiap siswa, dan nilai kuis yang dikerjakan siswa.

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *