Ambil Kesempatan di antara Kesibukan Anak!

Share

Ada banyak sekali aktivitas yang tersedia untuk si kecil saat ini, mulai dari sepak bola hingga salsa, senam hingga pelajaran gitar. Semua kegiatan sepulang sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan dan anak-anak menikmati hal yang mereka lakukan. Buatlah anak-anak mencoba untuk beraktivitas bersama dengan anak-anak lainnya di sekolah. Dengan begitu, orang tua dapat berbagi jadwal mengantarkan anak dengan orang tua lainnya dan anak-anak memiliki teman!

Setiap anak menyukai dan tidak menyukai hal yang berbeda. Hal itu berarti bahwa mereka akan melakukan sesuatu yang menarik bagi diri mereka. “Jadi, jika mereka suka berada di luar ruangan, cobalah olahraga bola. Jika mereka lebih suka berada di dalam ruangan, cobalah belajar tarian atau seni bela diri. Jika tidak yakin dengan olahraga yang harus dipilih, cobalah sesuatu seperti olahraga atletik. Olahraga atletik memiliki berbagai cabang kegiatan yang berbeda. Anak dapat juga mencoba program olahraga lengkap yang memutarkan jadwal olahraga yang berbeda setiap minggu. Cobalah aktivitas yang berbeda setiap minggu. Dengan demikian, anak akan mengenal suatu olahraga dan memutuskan untuk lanjut dan berkonsentrasi pada olahraga itu saja. Ada juga kemungkinan bahwa anak tetap menikmati program olahraga bergilir. Apa pun keputusan anak, ‘Semua sama baiknya!’ Jika ragu, lakukan variasi, buat aktivitas tetap menyenangkan, dan cari aktivitas yang menumbuhkan kekuatan, koordinasi, dan kepercayaan diri anak,” kata Claire Mahoney, Pediatric Physiotherapist (Fisioterapis Anak), dari Osana Therapy.

Olahraga meningkatkan kekuatan otak dan kesehatan kardiovaskular. Olahraga membantu mengatur nafsu makan, mengurangi risiko berbagai jenis kanker, meningkatkan sistem kekebalan, dan menurunkan efek buruk akibat stres. Hal-hal tersebut terjadi karena olahraga mengatur pelepasan tiga jenis neurotransmiter yang sering dikaitkan dengan pemeliharaan kesehatan mental, yakni serotonin, dopamin, dan norepinefrin.

Apa hubungan antara aktivitas fisik, kebugaran, dan prestasi akademik?

Olahraga juga meningkatkan kemampuan belajar anak. Banyak hasil penelitian menemukan hubungan positif antara partisipasi aktivitas fisik anak dan prestasi akademik. Penelitian telah menyimpulkan bahwa:

  • latihan yang singkat bermanfaat untuk executive control (kontrol tingkat tinggi), yaitu mampu melakukan analisis tajam, tepat, dan akurat;
  • aktivitas fisik yang lebih berat di luar sekolah menghasilkan nilai tes yang lebih tinggi;
  • rata-rata prestasi akademik anak yang menerima pendidikan jasmani tambahan lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang berada di dalam kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak menerima tambahan pendidikan jasmani;
  • pemahaman bacaan jadi meningkat;
  • intervensi aktivitas fisik menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam nilai matematika anak;
  • manfaat kognitif dapat terus dipertahankan dari waktu ke waktu.

Selain itu, studi terkait (yang mengeksplorasi hubungan antara olahraga, aktivitas fisik, atau kebugaran dan prestasi akademik secara retrospektif) menemukan kenyataan sebagai berikut.

• Ada hubungan linear antara kinerja akademik dan aktivitas fisik. Olahraga/aktivitas fisik secara signifikan dapat memprediksi akibat yang positif bagi prestasi akademik. Kebugaran fisik, kapasitas fisik, dan aktivitas fisik yang tinggi berkait dengan peringkat kemampuan skolastik yang tinggi dalam lingkungan sekolah. (Kemampuan skolastik merupakan gabungan antara kemampuan verbal dan kemampuan numerik. Artinya, seseorang memiliki kemampuan memahami ide-ide atau konsep-konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata maupun angka).

• Siswa yang mengaku menghabiskan lebih banyak waktu untuk olahraga yang berat akan mencapai nilai rata-rata yang lebih tinggi

• Tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dapat dihubungkan dengan orientasi pencapaian yang lebih positif  

• Anak laki-laki yang berada di zona kebugaran sehat (Healthy Fitness Zone—HFZ),karena latihan kebugaran aerobik atau daya tahan otot, memiliki kemungkinan 2,5 hingga 3 kali lebih besar untuk lulus ujian matematika/membaca. Sementara, anak perempuan yang berada di HFZ karena latihan kebugaran aerobik memiliki kemungkinan 2 hingga 4 kali lebih tinggi untuk memenuhi atau melampaui standar membaca dan matematika.

Bagaimana aktivitas fisik dan olahraga dapat meningkatkan proses belajar?

Pengaruh fisiologis dari aktivitas fisik pada otak membuktikan hubungan tersebut. Olahraga dapat meningkatkan 1) faktor pertumbuhan otak (faktor neurotropik yang berasal dari otak), 2) merangsang pertumbuhan dan perkembangan saraf di otak, 3) meningkatkan daya tahan otak terhadap cedera, 4) mengurangi plasma noradrenalin (sebuah vasokonstriktor), dan 5) meningkatkan aliran darah ke korteks otak. Dengan kata lain, olahraga mendorong neurogenesis, yaitu pembentukan sel-sel baru di otak. Bukti ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang teratur cenderung memberikan kondisi fisiologis yang optimal kepada anak untuk memaksimalkan proses belajar mereka.

“Anak-anak belajar sambil bermain. Yang terpenting, dengan bermain, anak belajar bagaimana caranya untuk belajar”.—O. Fred Donaldson

Sumber: https://www.dsr.wa.gov.au/docs/default-source/file-support-and-advice/file-research-and-policies/brain-boost-how-sport-and- aktivitas-fisik-meningkatkan-anak% 27s-learning.pdf? sfvrsn = 4; https://issuu.com/kidsonthecoastmagazine/docs/kotc_sc84_issuu; https://issuu.com/karenboyes/docs/teachersmattermagazineissue10

Alih bahasa: Aurelia Leona
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *