Pernahkah orang tua bertanya pada si kecil hendak jadi apa dia kelak? Suatu ketika, dia mungkin mau menjadi dokter. Pada saat itu, salah satu orang tuanya terkena flu. Mungkin, pada ketika lain, dia menjawab ingin menjadi pemimpin. Dalam masa pertumbuhannya, cita-cita seorang anak dapat saja berganti-ganti dan pergantian itu terjadi dalam waktu yang singkat.
Pasti, bagi orang tua, sangat menyenangkan untuk menyaksikan si kecil tumbuh dengan bakat tertentu. Ada anak yang memang seolah terlahir dengan bakat memimpin. Namun, sebetulnya, kepemimpinan adalah sebuah keahlian yang dapat diasah dan dikembangkan pada setiap anak. Kepemimpinan tidak selalu berarti kemampuan seseorang dalam mengatur orang lain, melainkan berarti kemampuan seseorang dalam mengenali dirinya, sedemikian rupa, sehingga dia mampu mengendalikan dirinya dengan baik.
Secara umum, ciri-ciri yang diharapkan dari seseorang yang berjiwa pemimpin adalah mandiri, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, jujur, berintegritas (mampu melaksanakan tugas yang diemban secara total atau penuh dedikasi), mampu bekerja sama dengan orang lain, sekaligus berkoordinasi membagi tugas dengan teman satu tim, berinisiatif, bertanggung jawab, dan mampu menyelesaikan masalah.
Orang-orang hebat selalu memulai langkahnya dengan sebuah mimpi besar dan semangat bahwa segalanya mungkin saja terwujud. Nah, bagaimana cara agar si kecil menjadi salah satu di antara mereka?
Hargai mimpinya
Mimpi (gagasan, cita-cita) adalah hasil berpikir dan stimulasi yang diterima oleh anak melalui pancainderanya. Makin banyak stimulasi yang diterimanya, makin berkembang cita-citanya. Berikan apresiasi dengan cara mendengarkan gagasan dan mimpi-mimpi anak. Lalu, gali gagasannya dengan berbagai pertanyaan. Boleh jadi, orang tua memberikan gagasan atau kemungkinan baru sehingga gagasan anak makin berkembang. Dengan demikian, anak terbiasa berpikir bahwa gagasannya masih dapat terus dikembangkan. Selain itu, anak tidak cepat puas dengan apa yang sudah mereka lakukan.
Mimpinya selalu berubah-ubah? Tidak apa-apa!
Keinginan anak-anak itu banyak sekali, apalagi jika dia menerima banyak stimuli. Dalam hal ini, yang terpenting adalah orang tua mampu memberikan stimulasi yang cukup dan memberi anak kebebasan untuk berekspresi.
Kenalkan beragam profesi
Sangat penting, orang tua memberi informasi mengenai beragam profesi kepada anak-anak. Hal ini perlu agar anak sadar bahwa ada begitu banyak pilihan, dan mereka dapat memilih profesi yang mereka sukai.
Biarkan anak merasakan kegagalan
Kegagalan adalah salah satu unsur dalam sebuah proses. Kegagalan dapat mengajarkan anak untuk kuat, tidak putus asa, dan tahu bagaimana melakukan evaluasi, mencari solusi, dan melakukan perbaikan.
Kenalkan nilai-nilai baik
Nilai-nilai yang baik dan keyakinan kepada Tuhan membantu anak untuk mengatasi kegagalan mereka. Dengan demikian, anak dapat bangkit kembali dan maju terus. Keyakinan tersebut membuat mereka tidak semata-mata mengandalkan kekuatannya sendiri, anak akan menjadi lebih rendah hati, tidak mudah tinggi hati.
Apapun cita-cita si kecil untuk masa depannya, orang tua hanya bertugas untuk mendukung dan membantu anak menemukan mimpi besarnya serta membukakan jalan baginya untuk mewujudkan impiannya. Doronglah anak untuk berani melakukan sesuatu yang tidak hanya bermanfaat bagi kehidupannya sendiri, tetapi juga berguna untuk orang-orang di sekitarnya. Yakinkan anak bahwa apapun bidang yang dipilihnya nanti, mereka akan dapat menjadi pemimpin masa depan yang sangat berbakat, pemimpin yang memiliki kemampuan untuk membuat perubahan positif dan mengubah dunia menjadi lebih baik lagi.
Disarikan dari: www.parenting.co.id and www.ayahbunda.co.id
Alih bahasa: Aulia Nurdini
Editor: Dr. Felicia Nuradi Utorodewo, S.S.