Pentingnya Mengembangkan Literasi Keuangan Sejak Dini

Share

Bayangkan jika Anda mengajak siswa Anda mencari suatu barang di pusat perbelanjaan, kemudian menemukan barang tersebut di dua toko berbeda dengan penawaran diskon yang berbeda pula seperti berikut.

  • Toko A: diskon 50% + 30%
  • Toko B: diskon 70%

Kira-kira diskon manakah yang dipilih oleh siswa Anda, jika seandainya harga dari barang tersebut misalnya Rp1.000.000?

Jika Anda atau siswa Anda memilih diskon Toko A, maka total diskon sesungguhnya adalah 65% dan Anda perlu membayarkan 35% dari harga barang tersebut. Sedangkan jika Anda memilih diskon pada Toko B, maka Anda perlu membayar 30% dari total harga. Tentu Anda akan memilih pembayaran yang lebih sedikit, bukan?

Proses memilih penawaran diskon barang ini adalah gambaran bagaimana seseorang dalam mengambil keputusan dan menentukan jumlah uang yang hendak digunakan. Untuk itulah perlu sekali mengajarkan kesadaran finansial kepada generasi muda sehingga mereka memiliki pola pikir keuangan yang benar.

Marshall Silver dalam bukunya Passion, Profit, and Power mengatakan bahwa 50% jumlah uang beredar dikuasai oleh 1% manusia di bumi, sedangkan 90% jumlah uang di bumi hanya dikuasai oleh 5% manusia.

Pada umumnya, terdapat dua pertanyaan yang muncul di benak seseorang jika menerima atau memiliki sejumlah uang:

  1. Apa yang akan saya beli dengan uang sebanyak ini?
  2. Bagaimana caranya agar uang ini bisa bertambah?

Pertanyaan menentukan jawaban. Jika siswa diberikan sejumlah uang, kemudian pertanyaan yang muncul dalam benak mereka adalah pertanyaan pertama, maka jawaban yang muncul dari pertanyaan tersebut adalah jenis barang, daftar keinginan atau daftar kebutuhan yang pada akhirnya berujung pada pengeluaran uang dan melewatkan kebutuhan menabung. Sedangkan untuk pertanyaan kedua, jawaban yang akan muncul adalah cara untuk melipatgandakan atau memanfaatkan uang tersebut untuk menghasilkan penambahan uang. Maka hasil akhir dari pertanyaan kedua adalah kreativitas untuk menambah sumber pendapatan, baik dengan berinvestasi atau cara lainnya.

Nah, di sinilah pentingnya peran guru untuk menumbuhkan karakter siswa dan konsep berpikir untuk memunculkan pertanyaan nomor dua di benak mereka. Dalam hal ini, siswa tidak harus menghentikan diri untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, tetapi yang penting adalah konsep berpikir mengenai uang, mempertimbangkan kegunaan serta manfaat dari apa yang dibeli serta ada keinginan untuk menabung demi kestabilan keuangan di masa mendatang. Menjadikan siswa tidak konsumtif adalah hal yang yang perlu kita tekankan sejak dini. Untuk itu peran guru adalah membimbing siswa untuk melek literasi finansial.

Ada tiga hal yang menjadi pegangan guru dalam menumbuhkan kecerdasan literasi finansial siswa sejak dini:

  1. Guru membantu siswa untuk memiliki kemampuan memahami dan secara efektif menggunakan berbagai keterampilan keuangan termasuk manajemen keuangan pribadi, penganggaran, dan investasi.
  2. Guru memberikan pemahaman bahwa makna literasi keuangan adalah dasar dari hubungan siswa dengan uang, dan itu adalah perjalanan pembelajaran seumur hidup.
  3. Guru menyadari bahwa makin awal memulai pendidikan keuangan, maka makin baik kemampuan siswa, karena pendidikan adalah kunci sukses dalam hal pengelolaan keuangan.

Tiga hal penting yang harus guru dan siswa ketahui sejak dini agar melek dengan keuangan:

  1. Financial Literacy (Literasi Keuangan)

Pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial dalam meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.

  1. Financial Inclusion (Inklusi Keuangan)

Pemahaman bahwa siswa sebagai bagian dari anggota masyarakat memiliki akses terhadap berbagai layanan keuangan formal yang berkualitas secara tepat waktu, lancar, dan aman dengan biaya terjangkau sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu siswa perlu mengetahui konsep pengaturan keuangan yang benar sejak dini.

  1. Financial Education (Pendidikan Keuangan)

Siswa menyadari pentingnya belajar keuangan secara berkelanjutan demi masa depan. Demikian juga dengan guru sangat diperlukan untuk mengikuti seri pelatihan keuangan sehingga mampu memberikan pandangan terkini seputar keuangan kepada siswa. Tujuan belajar keuangan tidak semata-mata untuk ‘jadi kaya’ tetapi untuk memiliki kestabilan keuangan di masa mendatang dna juga memahami manajemen risiko.

Kesadaran literasi keuangan ini sangatlah berhubungan dengan ‘keyakinan’. Jika sejak dini siswa telah ditanamkan mengenai pentingnya mengelola uang, siswa akan memiliki sebuah sikap dan kesadaran bahwa uang adalah salah satu hal yang penting. Uang memang bukan segalanya, tetapi dengan uang akan ada banyak hal yang bisa dikelola. Dengan uang, siswa bisa melakukan kebaikan besar dalam hidup.

Lalu, bagaimana cara menumbuhkan kecerdasan literasi finansial untuk siswa tingkat sekolah dasar? Baca artikel Langkah Mengembangkan Literasi Keuangan Sejak Dini untuk tahu caranya!

You may also like...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *